KITA percaya, ucapan serius Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, saat mengunjungi areal kebakaran Pasar Atas Bukittinggi, Sabtu lalu (4/11/2017), pantas jadi cemeti bagi daerah ini untuk membangun kembali pasar yang lebih baik, modern, dengan daya tampung maksimal.
"Pemerintah membantu membangun kembali pasar ini. Kita bangun tanpa investor," kata JK yang terkenal dengan motonya 'lebih cepat lebih baik'.
Gerak cepat Pemko Bukittinggi bersama pedagang korban kebakaran diharapkan mampu merintis tahapan pembangunan kembali Pasar Atas.
Khusus penampungan sementara pedagang, tidak perlu dipolemikkan. Kalau bisa, turuti saja kemauan pedagang. Sebab keadaannya darurat. Biar bersempit-sempit, tidak masalah. Maklum, yang namanya penampungan sementara dan dalam konsisi darurat, sudah barang tentu tidak indah.
Kalau pedagang menghendaki Jalan Minangkabau, Kampung Cino, areal Pasar Wisata, tidak apalah. Keadaan darurat. Tak ada salahnya disetujui saja. Tidak perlu berlama lama. Semakin lama,semakin bertele-tele pula nanti dan membuat emosi tidak terkendali. Hanya saja, di sekitar areal Jam Gadang memang 'tidak manakah' .Tidak usahlah dunsanak pedagang terlalu maju.
Yang penting, membangun los penampungan sudah pantas segera dilaksanakan. Sumbangan dari berbagai donatur saatnya dimanfaatkan. Tentu saja, partisipasi TNI bersama aparat lainnya sangat didambakan. Dimana-mana dalam situasi darurat, peran TNI luar biasa. Silahkan los penampungan digarap TNI. Sudah banyak terbukti, bakti prajurit tanpa pamrih sering disaksikan manakala beragam bencana melanda negeri ini. TNI dengan prajurit sapta marganya sudah tidak ternilai besar jasanya untuk kejayaan negeri ini. Diperkirakan, dalam tempo maksimal sebulan, los penampungan tersebut selesai dikerjakan TNI.
Meski pemagaran areal kebakaran sudah dimulai, namun sangat disayangkan keputusan di mana areal penampungan masih 'agak lamban'. Ini sebenarnya tidak diharapkan.
Di Padang, pasar raya yang luluh lantak akibat gempa tahun 2009 yang terjadi delapan tahun silam, sampai sekarang masih dalam tahap pembenahan. Khusus di Bukittinggi, mari kita pakai prinsip Pak Jusuf Kalla: 'lebih cepat lebih baik'. Paling lama, 2-3 tahun mendatang, Pasar Atas yang modern sudah bisa kita nikmati. Alhamdulillah.
Arsitek yang merencanakan Pasar Atas tentu saja diharapkan mampu menampilkan bangunan modern sesuai kemajuan zaman. Apakah sama tingginya pasar modern itu dengan Jam Gadang, terserah saja kalau memang itu yang terbaik. Begitu juga, jalan sekitar pasar hendaknya terbebas dari PKL. Bukan seperti 'nan taraalah', begitu sulitnya pengunjung 'malenggang santai' karena dipenuhi pedagang. Jangan disebut lagi jalan untuk mobil kebakaran. Benar-benar tidak bisa diterobos saking banyaknya lapak PKL.
Pasar Atas yang hanya dua tingkat sebenarnya sudah ditelan zaman. Selayaknya dibangun bertingkat empat atau lima. Termasuk untuk areal parkir, kuliner, dan lain sebagainya. Pasar modern seperti itu sudah banyak bertebaran di berbagai kota di Indonesia, di Asia Tenggara, bahkan di berbagai belahan dunia.
Bukittinggi diharapkan tidak lagi monoton. Sekaranglah saatnya Pak Walikota Ramlan Nurmatias bersama timnya dengan pedagang me-'revolusi' Pasar Atas dengan penuh semangat menjadikan Pak 'JK' sebagai 'pendekar bisnis' yang mampu memperlihatkan 'jurus silatnya' yang memukau dalam membangun Pasar Atas nan modern.