Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jesigo Meluas, Petani Serius, Pemasaran Melemah

11 September 2017   13:57 Diperbarui: 11 September 2017   15:08 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO KIRI: Ketua Umum LKKS Sumbar Hj. Nevi Irwan Prayitno, membuka diskusi 'Peran Posdaya dalam Penanggulangan Kemiskinan' di Kota Payakumbuh, Kamis (7/9/2017). FOTO KANAN: Sebagian peserta diskusi yang mayoritas adalah petani 'Jesigo' dari pedalaman utara Kabupaten Limapuluh Kota. (DOK. ADI BERMASA)

Begitu mendalamnya pemikiran Datuk Maradjo. Jeruk sunkist yang rasanya masam dan dinikmati jemaah haji di Mekah dan Medinah kualitasnya jauh di bawah 'Jesigo'. Tapi kenapa belum tumbuh pemikiran pengusaha untuk mengekspor jeruk dan buah-buahan Indonesia ke negara berhawa panas di Timur Tengah tersebut?

Dalam acara diskusi 'Peran Posdaya dalam Penanggulangan Kemiskinan dan Keberlanjutan Tujuan Pembangunan Milenium', Kamis lalu (7/9/2017), di Payakumbuh di mana penulis langsung menjadi pemakalah dari Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Sumbar, problema serta nasib petani jeruk dikupas habis habisan. Kesimpulannya, semua pihak, terutama lembaga pemerintahan, diharapkan terus-menerus membina petani di daerahnya. Pemerintah secara terjadwal hendaknya memberikan bimbingan kepada petani, termasuk dalam bisnis pemasaran. Bisa juga melalui koperasi. Bahkan pemerintah juga bisa membentuk BUMD atau BUM Nagari yang tugas pokoknya membantu pemasaran hasil tani seperti 'Jesigo'.

Bahkan, koperasi milik PNS bisa juga membuka unit usaha pemasaran jeruk. Yang penting, semuanya harus berbisnis dengan modal paling penting adalah 'saling percaya'.

Contohnya di komplek Kantor Gubernur Sumbar, sekali seminggu ada 'pasar tani' yang disponsori Unand bersama Gubernur Irwan Prayitno. Silahkan 'Jesigo' tampil. Pasti ketagihan. Percayalah.

Mari kita usahakan terus membuka 'dunia tani' menjadi lapang, terbuka, menguntungkan, dan menyejahterakan petani itu sendiri. Pasti bisa asal kita mau. Petani sudah berbuat, tapi mereka belum sejahtera juga. Inilah problema kita dari hulu sampai ke hilir. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun