MUHAMMADIYAH Kota Sawahlunto diharapkan lebih agresif dalam era kemajuan sekarang, termasuk untuk terus memberikan konstribusi pemikiran serta berperan aktif dalam berbagai program untuk kesejahteraan warga ‘kota arang’ itu. Untuk itu, seluruh cabang dan ranting Muhammadiyah Sawahlunto beserta masing-masing amal usahanya harus diberdayakan secara maksimal.
Hal itu menjadi salah satu topik pembahasan dalam temu ramah jajaran pengurus Muhammadiyah Sawahlunto dengan tim Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Wilayah Muhammadiyah Sumbar, di Kantor Muhammadiyah Sawahlunto, Senin lalu (24/4). Tim LPCR Wilayah yang turun ke Sawahlunto tersebut dipimpin oleh Martaon Pulungan.
Untuk diketahui, Muhammadiyah Sawahlunto punya empat cabang dengan 18 ranting. Sementara, amal usahaanya berupa dua taman kanak-kanak (TK), satu SMK, satu masjid dan jemaah pengajian dengan jumlah anggotanya yang cukup membanggakan.
Ketua Muhammadiyah Sawahlunto, H. Zohirin Sayuti, dalam kesempatan itu mengakui bahwa gerak pengembangan amal usaha Muhammadiyah di Sawahlunto memang sudah saatnya dimaksimalkan. Untuk itu, program kerja cabang dan ranting hendaknya terukur.
“Begitupun TK, PAUD, TPA, Tapak Suci, dan berbagai amal usaha lainnya perlu diperbanyak. Tiap cabang sebaiknya punya amal usaha sebagai pertanda bahwa Muhammadiyah terus bergerak maju,” ujarnya seraya mengajak agar pertemuan antar-unsur penggerak, mulai dari tingkat daerah sampai ke ranting, dilakukan secara terjadwal dan teragenda dengan rapi.
Dia menyerukan agar jangan ada cabang dan ranting yang mati suri. Untuk itu, dia mengajak seluruh cendekiawan Muhammadiyah di Sawahunto harus bahu-membahu dengan warga kota lainnya dalam melaksanakan berbagai program kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti yang sebenarnya.
Pada kesempatan itu juga terungkap bahwa Muhammadiyah Sawahlunto punya tanah wakaf seluas 5 hektare. Rinciannya, wakaf dari almarhum Ir. Amran Nur seluas 3 hektare, Ali Yusuf 1 hektare, dan dari Datuk Langik 1 hektare.
“Tanah tersebut berada di Taratakbancah dan sertifikatnya sudah diurus sejak lima tahun lalu. Namun sampai sekarang belum juga ada tanda-tanda akan keluar sertifikatnya,” terang Zohirin Sayuti.
Dia berharap sertifikat tersebut bisa segera diproses secepatnya, terlebih pengurus Muhammadiyah Wilayah Sumbar juga sudah berupaya mengurus sertifikat tanah tersebut. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H