Tidak ada jalan lain, Masjid Raya Su- matra Barat harus diurus secara profesional. Bukan sambilan saja. Pengurus Masjid Raya Sumbar seakan tampil saat pelaksanaan ibadah Jumat saja. Kalau begini, jelas merupakan kerja yang acak-acakan.
Kita berharap Masjid Raya Sumbar memiliki program kerja yang terukur, terutama untuk meramaikan rumah ibadah ini. Sangat tidak pantas rasanya masjid ini ha- nya semarak ketika ada ormas yang meng- gelar kegiatan di masjid itu.
Masjid Raya harus punya imam besar. Ada pengajian rutin, muzakarah, dan beragam kegiatan terjadwal. Kita patut bangga, dulu beberapa kali Ramadhan, ada 'wirid pagi' disampaikan Gubernur Irwan Prayitno dengan beragam bahasannya sangat me- narik. Penulis yakin, hal demikian adalah inisiatif Pak Gubernur, bukan pengurus masjid. Sudah banyak masjid yang pengurusnya benar-benar profesional seperti Masjid Raya Kota Solok, Masjid Taqwa Muhammadiyah, Padang, Masjid Raya Bukittinggi, Masjid Ansharullah Payakumbuh dan banyak lagi lainya.
Berbicara tentang kebutuhan dana untuk mensupport kegiatan rutin itu bukan- lah suatu permasalahan. Banyak yang bersedia jadi donatur tetap kegiatan rumah ibadah ini. Yang penting, pengurus sudah saatnya memikirkan upaya meramaikan masjid ini. Banyak yang bisa dikerjakan asal pengurus punya program yang terukur setiap waktu, bulan, dan tahunan.
Mari kita jadikan Masjid Raya Sumatra Barat sebagai perlambang adat basandi syara’, dan syara’ basandi Kitabullah (ABS-SBK), dalam arti yang sebenarnya untuk kesejahteraan umat Islam di daerah ini. *