Sebenarnya antara Padangpanjang  -Solok terus ke Sawahlunto,keadaan rel kereta api masih bagus. Hanya saja tidak dimanfaatkan lagi, bersamaan dengan mengecilnya produksi batubara di Sawahlunto dan pindahnya kantor Pusat PNTBO ke  Sumatra Selatan.
Kereta api begitu berjayanya semenjak era penjajahan Belanda sampai ke pemerintahan Gubernur Sumbar Azwar Anas, khusus membawa batubara dari Sawahlunto ke Telukbayur untuk dikirim ke luar negeri. Dan ketika itu, kereta api beroperasi  Sawahlunto- Telukbayur 24 jam, pulang pergi.
Dibukanya kembali rute kereta api ke Bukittinggi,Payakumbuh serta ke Sijunjung benar-benar  sangat diharapkan. Apalagi kenderaan umum ke kota-kota yang pernah disinggahi kereta api sungguh luar biasa padatnya. Dan kereta api lah satu- satunya yang bisa mengatasi keluhan rakyat keluar dari penderitaan macet di jalanan.
Sungguh sangat besar harapan rakyat Sumatra Barat untuk kembali 'menjayakan' kereta api di Ranah Minang tersebut. Sungguh ironis, sebelum negeri ini merdeka, rakyat begitu nikmat berkereta api. Sebaliknya,setelah negeri ini berjaya dengan pemerintahan sendiri, ternyata kereta api pudar dan perlahan relnya pun berkarat. Dan kinilah, era Presiden Joko Widodo diharapkan dunia perkereta apian benar- benar bangkit, termasuk di Sumatra Barat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H