Mohon tunggu...
Adib Ashabulabib
Adib Ashabulabib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis merupakan salah satu mahasiswa di salah satu jurusan pendidikan di salah satu kampus di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebijakan Zonasi Sekolah : Antara Pemerataan dan Tantangan di Lapangan

30 Desember 2024   14:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   13:49 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan zonasi sekolah yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah. Menurut permendikbud tahun 2021, jalur zonasi SD paling sedikit 70% dari daya tampung sekolah, jalur zonasi SMP paling sedikit 50% dari daya tampung sekolah, dan jalur zonasi SMA paling sedikit 50% dari daya tampung sekolah. Melalui kebijakan ini, siswa diutamakan untuk mendaftar ke sekolah yang berada di dekat tempat tinggalnya. Meskipun memiliki niat mulia, kebijakan ini memunculkan beragam pendapat di masyarakat. Ada yang memuji karena memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua anak, namun tidak sedikit pula yang mengkritik pelaksanaannya. Artikel ini akan membahas kelebihan, kekurangan, dan solusi untuk menyempurnakan kebijakan zonasi sekolah di Indonesia.

Kelebihan Kebijakan Zonasi Sekolah

  1. Pemerataan Akses Pendidikan

Salah satu tujuan utama kebijakan zonasi adalah memastikan semua anak memiliki akses yang setara ke pendidikan berkualitas. Sebelum adanya kebijakan ini, sekolah-sekolah favorit cenderung diisi oleh siswa dari keluarga yang mampu, sementara siswa dari keluarga kurang mampu kesulitan mengakses sekolah unggulan. Dengan sistem zonasi, peluang masuk ke sekolah yang baik menjadi lebih merata.

  1. Mengurangi Ketimpangan Sosial

Kebijakan ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif. Sebelumnya, banyak sekolah yang didominasi oleh siswa dari kelompok sosial ekonomi tertentu, sehingga memperbesar kesenjangan sosial. Zonasi memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk belajar bersama dan saling memahami.

  1. Efisiensi Waktu dan Biaya

Dengan mendaftarkan anak ke sekolah yang dekat dengan tempat tinggal, orang tua dapat menghemat waktu dan biaya transportasi. Siswa juga tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk pergi ke sekolah, yang dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan mereka.

  1. Peningkatan Peran Sekolah Lokal

Zonasi mendorong sekolah-sekolah yang sebelumnya kurang diminati untuk meningkatkan kualitas layanan mereka. Dengan lebih banyak siswa yang terdaftar, sekolah-sekolah tersebut memiliki peluang untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dalam hal pengadaan fasilitas dan peningkatan kualitas guru.

Kekurangan Kebijakan Zonasi Sekolah

  1. Ketimpangan Kualitas Sekolah

Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk pemerataan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa kualitas sekolah di berbagai daerah masih sangat beragam. Sekolah favorit tetap menjadi incaran karena memiliki fasilitas dan tenaga pengajar yang lebih baik. Sebaliknya, sekolah-sekolah di daerah terpencil atau kurang berkembang sering kali kekurangan fasilitas dasar.

  1. Kurangnya Transparansi dan Sosialisasi

Pelaksanaan kebijakan zonasi sering kali menghadapi masalah dalam hal transparansi dan sosialisasi. Banyak orang tua merasa bingung dengan aturan yang berlaku, seperti batas wilayah zonasi dan mekanisme seleksi. Kurangnya informasi ini sering kali menimbulkan ketidakpuasan dan protes.

  1. Kesenjangan Akses di Daerah Perkotaan

Di kota-kota besar, zonasi justru dapat menimbulkan masalah baru. Wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi sering kali memiliki jumlah sekolah yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. Akibatnya, terjadi kelebihan kapasitas di sekolah-sekolah tertentu, sementara sekolah lain kekurangan siswa.

  1. Resistensi dari Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun