Glass Ceiling, ya, mungkin istilah ini masih sedikit asing di telinga banyak orang.  Dalam bukunya yang berjudul The Leadership Experience mengartikan glass ceiling sebagai penghalang yang tak terlihat yang memisahkan perempuan dan minoritas dari posisi kepemimpinan puncak.
Dahulu, perempuan dan minoritas dianggap tidak memiliki power yang cukup kuat, terlebih untuk menjadi pemimpin. Anggapan bahwa perempuan adalah makhluk yang "lemah" sering dilontarkan oleh beberapa pihak. Tak jarang bahkan dari lingkungan terdekat.
Dewasa ini, isu kesetaraan gender sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak negara yang sudah menerapkan kesetaraan gender dalam berbagai hal, terutama dalam bidang pekerjaan. Kini, orang lebih membuka matanya dan percaya bahwa wanita dan minoritas memiliki pengaruh positif apabila mereka diberi hak kepemimpinan yang sama dengan laki-laki.
Berdasarkan data diatas, indonesia menduduki posisi sebagai negara dengan kesetaraan gender ke-9 di asia dan ke-84 di dunia. Walau indonesia masih sangat kurang dari aspek pemberdayaan politik, namun berdasarkan skor pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan sudah berada diatas skor rata-rata global. Dapat di artikan, bahwa indonesia sudah mulai aware dengan kesetaraan gender.
Aspek ekonomi dapat mencakup penjualan produk lokal, termasuk produk kecantikan atau kosmetika. Wardah, Make Over, Emina. Ya, Brand ini sudah sangat booming saat ini, terutama di kalangan wanita. Namun siapa sih penggerak dibalik kesuksesan ketiga brand tersebut?
Nurhayati Subakat, wanita kelahiran Sumatra Barat tahun 1950 ini merupakan pendiri PT Pusaka Tradisi Ibu yang kini telah berubah menjadi PT Paragon Technology and Innovation, yang mengelola merek kosmetik Wardah, Make Over, dan perawatan rambut Putri dan IX.
Namanya seringkali terdengar di berbagai ajang pemberian award. Dikutip dari Kumparan.com, salah satu penghargaan ia dapatkan di acara ASEAN Business Award (ABA) 2019. Perhelatan tahunan yang digelar sejak tahun 2007 ini diselenggarakan sebagai rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan dibentuk oleh Asean Business Advisory Council (BAC) pada 2007. Nurhayati mendapatkan penghargaan dalam kategori Women Entrepreneur.
Pada awal nurhayati memulai bisnisnya, suaminya sempat tidak mengizinkan. Bahkan Ibunya menginginkan Nurhayati untuk menjadi Dosen dan membuka Apotek saja. Namun dengan keyakinan dan kegigihannya, wanita kelahiran 1950 itu nekat untuk mendirikan bisnisnya secara perlahan. Siapa yang sangka bisnisnya kini kian melejit?
Keberhasilan produk kosmetika dari Paragon ini tentunya tak luput dari peran kepemimpinan Nurhayati. Ia terus menunjukkan bahwa wanita juga dapat maju dan menjadi pemimpin yang baik.