Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Biasa

Mencintai kehidupan, menikmati kekinian. Itu Sudah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gundul Pacul: Islam Toleran untuk Indonesia Hebat!

25 Agustus 2014   17:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:36 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senjata terbaik pemerintah diktator adalah kerahasiaan, sedangkan senjata paling baik pemerintah demokratis semestinya adalah keterbukaan. -Niels Bohr-

Islam sebagai agama yang Rahmatan lil Alamin, begitu seharusnya - Membungkus budaya, bukan membrangus-nya, salah satu ke'apik'an Islam dalam proses penyatuan dengan nusantara ini adalah lagu Gundul-Gundul Pacul.

GUNDUL GUNDUL PACUL adalah Tembang Jawa yang konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.

Gundul adalah kepala plontos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala, jadi gundul adalalah kehormatan tanpa mahkota.

Pacul bahasa jawa yang berarti cangkul, yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat, jadi pacul adalah lambang masyarakat Nusantara yang kebanyakan adalah petani.

Gundul pacul artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya/orang banyak.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat 'perkara' penting yang lepas).

Kemuliaan seseorang tergantung 4 hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat/orang banyak.

2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.

3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun