Aksi membuang susu ini merupakan simbol ketidakberdayaan sekaligus bentuk protes atas sistem yang tak lagi adil bagi mereka (antaranews, 09/11/2024).
Kebijakan Impor Susu dan Dampaknya
Kebijakan impor susu yang selama ini diterapkan bertujuan menjaga stabilitas pasokan dalam negeri, tetapi dampaknya bagi peternak lokal sangat besar.
Di Indonesia, lebih dari separuh kebutuhan susu dipenuhi dari impor. Ketergantungan ini menyebabkan harga susu lokal sulit bersaing dengan produk impor yang harganya lebih rendah.
Di sisi lain, peternak lokal semakin terjepit karena mereka hanya bisa menjual dalam jumlah yang sangat terbatas. Akibatnya, banyak susu yang terpaksa terbuang.
Menurut data Kementerian Pertanian, sekitar 70% pasokan susu di Indonesia berasal dari impor (katadata.co.id, 24/06/2023).
Hal ini mencerminkan ketidakseimbangan antara produksi lokal dan kebutuhan nasional, di mana peternak kecil seperti yang terlihat dalam gambar ini tidak memiliki peluang yang adil untuk bersaing. Kebijakan ini, meski bertujuan menjaga harga tetap stabil, justru membuat pasar lokal semakin tersisih oleh produk luar negeri.
Aksi Protes di Boyolali sebagai Simbol Krisis
Foto peternak Boyolali yang menumpahkan susu di tempat pembuangan sampah menjadi simbol keresahan yang tak terucapkan. Dengan sekitar 50 ribu liter susu yang terbuang, kerugian mereka tidak hanya dihitung dari segi materi, tetapi juga beban psikologis dan sosial.
Bayangkan, setiap liter susu yang dibuang berarti kerugian langsung bagi mereka. Jika satu liter dihargai Rp5.000, maka aksi ini menyebabkan kerugian hingga Rp250 juta hanya dalam satu hari. Hal ini menunjukkan betapa besar tekanan yang harus mereka tanggung (sindonews, 10/11/2024).
Aksi ini juga menyoroti keterbatasan industri pengolahan dalam negeri yang tidak mampu menampung produksi lokal sepenuhnya.
Sistem kuota yang diterapkan industri, meski awalnya bertujuan menjaga pasokan, ternyata menimbulkan dampak serius bagi peternak. Ketika hasil produksi lokal tidak terserap, peternak tak punya pilihan lain selain membuang hasil perahannya.
Di Boyolali, tumpahan susu ini bukan hanya bentuk perlawanan, tetapi juga panggilan agar kebijakan impor dan industri lokal lebih berpihak pada mereka (viva.co.id, 09/11/2024).