Detroit baru saja bergetar. Bukan oleh suara mesin yang mengaum, tetapi oleh kabar yang lebih mengejutkan daripada dentuman knalpot Mustang di tengah malam.
Elon Musk, si penjelajah mimpi dari Silicon Valley, resmi mencaplok Ford Motor Company, pilar otomotif Amerika yang berdiri sejak zaman lampau.
"Ford adalah sejarah. Mereka meletakkan dasar industri ini. Tapi untuk masa depan? Ini waktunya untuk bergerak maju," ujar Musk dalam konferensi persnya yang digelar secara virtual, wajahnya terpancar dari layar-layar di seluruh dunia (CNBC, 3/10/2024).
Langkah ini bukan hanya soal angka transaksi, bukan sekadar perpindahan saham. Ada sesuatu yang dalam di sini, semacam sentuhan tangan dingin inovasi yang merambah ke tradisi.
Ford, sebuah nama yang mewakili era awal industri mobil, kini dipertemukan dengan Musk, yang di mata banyak orang, adalah cerminan masa depan.
Para penggemar otomotif menahan napas---di satu sisi mereka takut, di sisi lain mereka penasaran, seperti dua dunia yang bertemu dalam sebuah simfoni yang belum pernah ada sebelumnya.
Misi Elon: Dari Mobil ke Masa Depan
Di satu sisi, Ford dikenal sebagai simbol Amerika. Henry Ford, sang pendiri, adalah pelopor mobil murah dengan Model T-nya. Kembali ke 1908, mobil bukanlah barang semua orang.
Tapi Ford melihat sesuatu yang lain. Ia tak hanya membangun mobil, tapi juga merakit mimpi mobilitas massal. Henry Ford menjual impian berjalan-jalan tanpa batas kepada dunia.
Kini, setelah lebih dari satu abad, Musk datang membawa angin segar dengan janji yang tak kalah ambisius.
Namun kali ini, bukan sekadar mobil yang ia tawarkan. "Kita akan menggabungkan pengalaman manufaktur Ford dengan teknologi masa depan," jelas Musk sambil tersenyum kecil yang biasa. Seperti seorang alkemis, Musk ingin mengubah baja dan mesin menjadi simbol teknologi dan efisiensi energi (Washington Post, 5/10/2024).