Sayangnya, Democritus tidak mendapatkan pengakuan yang semestinya selama hidupnya. Di Athena, pusat filsafat kala itu, Democritus dianggap sebagai "orang luar." Konon, Plato, filsuf besar yang terkenal dengan idealismenya, tidak menyukai Democritus hingga ia ingin semua tulisan Democritus dibakar.Â
Mengapa? Mungkin karena perbedaan cara pandang. Plato percaya pada dunia ide-ide abstrak, sedangkan Democritus cenderung berpikir dengan cara yang lebih materialistis dan empiris.
Ini menimbulkan refleksi bagi kita saat ini: bagaimana kita memperlakukan ide-ide baru yang muncul? Apakah kita, seperti Plato, cenderung menolak sesuatu yang berbeda dari keyakinan kita, atau kita lebih seperti Democritus, yang terbuka dan siap mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru? Di dunia yang terus berubah ini, memelihara semangat untuk berpikir secara bebas dan inovatif adalah kunci untuk bergerak maju.
Filosofi Kehidupan yang Tak Lekang oleh Waktu
Namun, Democritus bukan hanya seorang "penemu" atom. Ia juga memiliki pandangan mendalam tentang kehidupan. Salah satu kutipannya yang paling terkenal adalah, "Persahabatan dengan seorang bijak lebih berharga daripada persahabatan dengan seribu orang bodoh."Â
Di sini, ia menekankan pentingnya kualitas dalam hubungan manusia, sesuatu yang relevan di era media sosial sekarang, di mana kita cenderung mengejar popularitas dan jumlah "teman" daripada hubungan yang bermakna.
Democritus juga dikenal sebagai sosok yang ceria. Ia sering disebut sebagai "The Laughing Philosopher" atau "Filsuf yang Tertawa" karena sikapnya yang optimis dan humoris.Â
Baginya, kebahagiaan adalah tujuan tertinggi kehidupan manusia, dan kebahagiaan itu bukan datang dari hal-hal eksternal, tetapi dari kedamaian batin dan pemikiran yang sehat. Sebuah pandangan yang sangat relevan, terutama di era modern di mana kesehatan mental dan kebahagiaan sering terancam oleh tekanan sosial dan ekspektasi tinggi.
Warisan yang Dilupakan
Mengapa Democritus, meskipun dengan pemikirannya yang begitu maju, sering terlupakan? Salah satu alasannya adalah karena karya-karyanya tidak selamat dalam jumlah besar.Â
Sebagian besar informasi yang kita miliki tentang Democritus berasal dari tulisan-tulisan para filsuf lain, seperti Aristotle. Hal ini mirip dengan bagaimana kita kadang hanya mengenang sesuatu melalui lensa pihak lain, sehingga esensinya bisa saja berubah.
Namun, jejak Democritus tetap terasa dalam perkembangan sains dan filsafat. Di era modern, prinsip-prinsip dasar teorinya tentang atom menjadi pondasi untuk pengembangan fisika atom dan kimia.Â
Bahkan ide-idenya tentang alam semesta yang terdiri dari ruang hampa dan partikel-partikel yang tak terlihat menginspirasi ilmuwan seperti Isaac Newton hingga ilmuwan abad ke-20.