Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan yang Tidak Ditopang Gizi

25 Oktober 2024   17:23 Diperbarui: 25 Oktober 2024   18:21 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRSI pentingnya makanan bergizi dalam pendidikan | gambar: guichenpontrean.fr

Pergantian kepemimpinan di Kementerian Pendidikan kembali menjadi sorotan. Namun, di balik perombakan kabinet, ada pertanyaan yang lebih mendasar: Apakah kurikulum yang terus berubah lebih penting daripada memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan makanan bergizi setiap hari?

Dari skala lokal di setiap daerah hingga tingkat nasional, terbatasnya anggaran seakan menuntut pilihan antara kelas yang nyaman untuk belajar atau piring yang penuh untuk menunda lapar.

Sementara itu, banyak negara berkembang lain sudah mencoba satu atau keduanya, dengan hasil yang memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

Ghana: Makan Siang Gratis Bukan Sekadar Makan

Ghana, salah satu negara di Afrika Barat dengan ekonomi yang mirip dengan Indonesia dalam hal kemajuan sosial dan infrastruktur, melakukan pendekatan menarik dalam bidang pendidikan: pemerintah memberi makan siang gratis di sekolah-sekolah yang berlokasi di daerah miskin.

Program ini disebut Ghana School Feeding Program (GSFP) dan bertujuan bukan hanya mengurangi kelaparan, tapi meningkatkan angka kehadiran di sekolah.

Hasilnya mengejutkan. Partisipasi sekolah naik hingga 20%, terutama di kalangan siswa perempuan, yang sering kali absen untuk membantu keluarga di rumah.

Ketika program ini berjalan, laporan dari Program Pangan Dunia (WFP) menyebutkan adanya dampak positif pada konsentrasi siswa di kelas, yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar mereka.

Nyatanya, makanan gratis di sekolah bukan hanya mendorong anak-anak ke ruang kelas, tetapi juga meningkatkan fokus dan kesehatan mereka, yang berujung pada prestasi akademik yang lebih baik.

Namun, GSFP menghadapi tantangan dalam pengelolaan dana yang terbatas, mengingat Ghana, seperti banyak negara berkembang lainnya, harus memilih antara memperluas cakupan atau meningkatkan kualitas makanannya.

Ketika ekonomi Ghana terguncang, program ini pun ikut terancam, dan angka putus sekolah meningkat. Keberhasilan program GSFP membuktikan satu hal yang mungkin seharusnya intuitif: siswa yang lapar lebih sulit diajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun