Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik.

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Tambora, Ketika Rumah Menjadi Perangkap, Bukan Perlindungan

15 Oktober 2024   17:01 Diperbarui: 15 Oktober 2024   17:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi pasca kebakaran di Jalan Kalianyar IV, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (15/10/2024). | Sumber: megapolitan.kompas.com

Pagi itu seharusnya menjadi awal yang biasa bagi warga Tambora. Matahari baru saja terbit, udara sedikit sejuk, dan orang-orang mulai beraktivitas.

Namun, di salah satu gang sempit wilayah padat penduduk itu, mimpi buruk sedang terjadi. Asap hitam mengepul dari salah satu rumah yang terbakar, merambat dengan cepat ke bangunan-bangunan lain di sekitarnya.

Tangisan dan jeritan terdengar di udara, namun bagi dua anak yang terjebak di dalam, pertolongan datang terlambat. Tragedi yang menimpa kakak-adik di Tambora ini menyayat hati. 

Dalam pelukan terakhir mereka, tersimpan keputusasaan dan rasa tak berdaya menghadapi kenyataan bahwa rumah mereka, tempat yang seharusnya menjadi tempat paling aman, justru berubah menjadi perangkap mematikan.

Mereka ditemukan saling berpelukan, mungkin untuk menguatkan satu sama lain di detik-detik terakhir kehidupan. Bagi kita yang berada jauh dari lokasi, berita ini hanyalah sekilas dari headline; tapi bagi mereka yang terlibat langsung, ini adalah kehilangan besar yang akan terus dikenang.

Tambora, Sebuah Potret Wilayah Padat Penduduk

Tambora, wilayah di Jakarta Barat, adalah salah satu kawasan terpadat di kota ini. Rumah-rumah berdempetan, gang-gang sempit tanpa ruang terbuka, dan tata kota yang seringkali menjadi bahan diskusi para ahli urban.

Di balik hiruk-pikuk aktivitas warga, tersembunyi berbagai permasalahan sosial dan ekonomi yang menumpuk selama bertahun-tahun, salah satunya adalah akses terhadap perumahan yang layak.

Banyak rumah di Tambora dibangun secara bertahap, tanpa standar keselamatan yang memadai. Listrik yang disambung-sambung dari satu rumah ke rumah lain, gas yang disimpan di tempat yang sempit, serta akses evakuasi yang nyaris tidak ada, semuanya menjadi bom waktu yang menunggu untuk meledak.

Sayangnya, bagi banyak orang, hidup di daerah seperti ini bukan pilihan, melainkan satu-satunya jalan. Ketika harga tanah dan properti di Jakarta terus melambung, warga kelas menengah ke bawah harus beradaptasi dengan kenyataan hidup dalam kondisi sempit dan penuh risiko.

Rumah: Perlindungan atau Perangkap?

Kebakaran Tambora mengangkat pertanyaan besar: Apakah rumah-rumah di wilayah padat penduduk di Jakarta benar-benar aman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun