Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Menyusuri Jejak Keluarga Prabowo, dari Raden Mas Margono hingga Presiden ke-8 Indonesia

14 Oktober 2024   10:39 Diperbarui: 14 Oktober 2024   11:12 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | sumber: hops.id

Ada pepatah lawas yang mengatakan bahwa "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Namun, ketika berbicara tentang keluarga Prabowo Subianto, buah itu tampaknya tak sekadar jatuh.

Ia berputar, menggelinding, mendaki bukit-bukit sejarah, hingga mencapai puncak kekuasaan. Dengan garis keturunan yang mencakup founding fathers Indonesia, intelektual terkemuka, serta pejuang militer, Prabowo adalah produk dari perpaduan sejarah, politik, dan kebudayaan yang kaya.

Tapi, bagaimana sebenarnya keluarga ini---dari kakeknya, Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo hingga Prabowo sendiri---berkontribusi pada sejarah Indonesia? Dan apakah garis keturunan ini benar-benar berpengaruh pada gaya kepemimpinan Prabowo sebagai Presiden ke-8 Indonesia?

Mari kita telusuri dengan pendekatan yang mungkin membuat Anda berhenti sejenak dan merenungkan: apakah kita sedang melihat narasi sejarah yang rumit atau drama keluarga lintas generasi yang menjelma dalam politik?

Warisan Margono, Antara BNI dan BPUPKI

Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo, kakek dari Prabowo Subianto, mungkin tidak banyak dibahas dalam kelas sejarah SMA, namun kontribusinya pada Indonesia modern luar biasa besar.

Margono adalah salah satu dari sedikit orang yang berani berpikir tentang ekonomi ketika sebagian besar perhatian bangsa tertuju pada perjuangan fisik melawan kolonialisme.

Sebagai pendiri dan presiden pertama Bank Negara Indonesia (BNI), Margono menyadari pentingnya membangun infrastruktur keuangan bagi sebuah negara yang baru merdeka.

Dengan mendirikan BNI pada tahun 1946, ia berperan dalam mengembangkan salah satu fondasi ekonomi negara yang saat itu masih sangat rapuh.

Margono juga memiliki peran sentral dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang tugasnya tidak main-main: menyusun dasar dan struktur negara.

Dalam lingkup ini, Margono tidak hanya seorang ekonom, tetapi juga seorang nasionalis yang percaya bahwa kedaulatan ekonomi harus berjalan seiring dengan kedaulatan politik.

Namun, apakah itu berarti Margono merencanakan nasib cucunya dari sudut kantor BNI? Tidak, tentu saja. Yang menarik di sini adalah bagaimana nilai-nilai yang ditanamkan Margono---kemerdekaan finansial, kemandirian nasional, dan dedikasi terhadap negara---kemudian mengalir dalam urat nadi keluarga ini dan diteruskan ke generasi berikutnya.

Prabowo Kecil dan Tarian Gatotkaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun