Ada pepatah lawas yang mengatakan bahwa "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Namun, ketika berbicara tentang keluarga Prabowo Subianto, buah itu tampaknya tak sekadar jatuh.
Ia berputar, menggelinding, mendaki bukit-bukit sejarah, hingga mencapai puncak kekuasaan. Dengan garis keturunan yang mencakup founding fathers Indonesia, intelektual terkemuka, serta pejuang militer, Prabowo adalah produk dari perpaduan sejarah, politik, dan kebudayaan yang kaya.
Tapi, bagaimana sebenarnya keluarga ini---dari kakeknya, Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo hingga Prabowo sendiri---berkontribusi pada sejarah Indonesia? Dan apakah garis keturunan ini benar-benar berpengaruh pada gaya kepemimpinan Prabowo sebagai Presiden ke-8 Indonesia?
Mari kita telusuri dengan pendekatan yang mungkin membuat Anda berhenti sejenak dan merenungkan: apakah kita sedang melihat narasi sejarah yang rumit atau drama keluarga lintas generasi yang menjelma dalam politik?
Warisan Margono, Antara BNI dan BPUPKI
Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo, kakek dari Prabowo Subianto, mungkin tidak banyak dibahas dalam kelas sejarah SMA, namun kontribusinya pada Indonesia modern luar biasa besar.
Margono adalah salah satu dari sedikit orang yang berani berpikir tentang ekonomi ketika sebagian besar perhatian bangsa tertuju pada perjuangan fisik melawan kolonialisme.
Sebagai pendiri dan presiden pertama Bank Negara Indonesia (BNI), Margono menyadari pentingnya membangun infrastruktur keuangan bagi sebuah negara yang baru merdeka.
Dengan mendirikan BNI pada tahun 1946, ia berperan dalam mengembangkan salah satu fondasi ekonomi negara yang saat itu masih sangat rapuh.
Margono juga memiliki peran sentral dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang tugasnya tidak main-main: menyusun dasar dan struktur negara.
Dalam lingkup ini, Margono tidak hanya seorang ekonom, tetapi juga seorang nasionalis yang percaya bahwa kedaulatan ekonomi harus berjalan seiring dengan kedaulatan politik.
Namun, apakah itu berarti Margono merencanakan nasib cucunya dari sudut kantor BNI? Tidak, tentu saja. Yang menarik di sini adalah bagaimana nilai-nilai yang ditanamkan Margono---kemerdekaan finansial, kemandirian nasional, dan dedikasi terhadap negara---kemudian mengalir dalam urat nadi keluarga ini dan diteruskan ke generasi berikutnya.