Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Mantan Wapres yang Menyicil Rumah: Teladan Sederhana di Tengah Kehidupan Modern

7 Oktober 2024   13:51 Diperbarui: 7 Oktober 2024   15:09 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal TNI H. Try Sutrisno adalah Wakil Presiden Indonesia ke-6 periode 1993--1998 semasa muda| Sumber gambar: biograficom.com

Terkadang kita mungkin bertanya-tanya, masih adakah harapan bagi bangsa ini?

Masih adakah pemimpin yang berjuang untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi atau golongan? Kisah Try Sutrisno, dengan segala kesederhanaannya, memberikan kita secercah jawaban: harapan masih ada, selama kita tidak melupakan nilai-nilai dasar yang dibangun oleh para pejuang bangsa.

Momen lain yang cukup menggugah adalah saat perayaan HUT TNI ke-79 di Monumen Nasional pada 5 Oktober 2024. Sebuah video singkat memperlihatkan Try Sutrisno, yang sudah lanjut usia, berdiri dengan susah payah dibantu istrinya, menanti untuk bersalaman dengan Presiden Jokowi. 

Namun, dalam perayaan itu, sang presiden secara tidak sengaja melewatinya tanpa menyadarinya. Momen tersebut cepat menjadi viral, bukan karena hal kecil tersebut, tetapi karena masyarakat melihat simbol besar di dalamnya.

Bagi banyak orang, sosok Try Sutrisno adalah bagian dari sejarah panjang TNI dan bangsa ini. Perjuangannya sejak era kemerdekaan hingga masa reformasi adalah bukti nyata dari dedikasi tanpa pamrih. 

TNI, sebagai institusi yang menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa, membutuhkan sosok-sosok yang mampu memimpin dengan integritas dan nilai-nilai kebangsaan, seperti yang ditunjukkan oleh Try Sutrisno.

Masa Lalu dan Masa Depan

Dalam perenungan yang lebih dalam, Try Sutrisno mewakili generasi pemimpin yang berakar kuat pada nasionalisme sejati.

Mereka yang percaya bahwa kebesaran bangsa ini bukan diukur dari kekayaan materi, melainkan dari dedikasi, kerja keras, dan pengorbanan.

Kita mungkin hidup di era di mana perubahan begitu cepat dan globalisasi telah mengubah lanskap sosial, politik, dan ekonomi. Namun, di tengah semua itu, kita tetap membutuhkan sosok-sosok yang bisa menjadi teladan, yang mampu menunjukkan jalan tanpa harus terjebak dalam godaan kekuasaan atau materi.

Seperti Dokter Wahidin yang menginspirasi lahirnya Budi Utomo dan kebangkitan nasional, Try Sutrisno, dengan segala kesederhanaannya, memberikan pesan yang kuat: kebangkitan bangsa ini bergantung pada karakter pemimpin yang jujur, tulus, dan penuh dedikasi. Dalam hidupnya, Try memilih untuk tetap berdiri dengan prinsip, walaupun dunia di sekitarnya mungkin berubah ke arah yang berbeda.

Melihat ke Depan: Kebangkitan Baru?

Apakah harapan masih ada? Jawabannya ada di tangan kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun