Seperti yang dijelaskan dalam riset, konsumsi makanan yang rendah nilai gizi seperti junk food justru merugikan produktivitas seseorang dalam jangka panjang . Ketika makan siang yang tidak sehat dipilih karena dianggap lebih cepat atau lebih praktis, hal itu hanya menyisakan energi yang kurang optimal untuk menyelesaikan tugas-tugas penting pada sisa hari itu. Dengan kata lain, pilihan makan siang yang buruk dapat membuat kita kehilangan fokus dan produktivitas.
Makanan Sehat untuk Kesehatan Mental dan Fisik
Lebih jauh lagi, kebiasaan mengkonsumsi real food tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, tetapi juga mental.
Studi yang diterbitkan oleh British Journal of Health Psychology menunjukkan bahwa semakin banyak konsumsi sayuran dan buah, seseorang cenderung menjadi lebih bahagia, lebih kreatif, dan lebih berenergi . Alasannya? Buah dan sayuran kaya akan nutrisi penting yang membantu produksi dopamin, sebuah neurotransmitter yang berperan dalam meningkatkan rasa ingin tahu, motivasi, dan keterlibatan. Kandungan antioksidan dalam sayuran juga membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, memperbaiki daya ingat, serta meningkatkan suasana hati.
Fakta ini menjadi semakin relevan dalam masyarakat modern yang kerap dihadapkan pada berbagai tekanan pekerjaan dan sosial. Konsumsi makanan sehat yang konsisten dapat menjadi solusi sederhana namun efektif untuk menjaga keseimbangan mental di tengah tuntutan hidup yang tinggi.
Perubahan Persepsi Melalui Edukasi dan Kebiasaan
Pola pikir tentang makanan sehat perlu diubah dari "diet" menjadi "normal."
Masyarakat perlu didorong untuk melihat bahwa makan real food adalah langkah bijak untuk hidup lebih sehat, bukan sekadar upaya untuk menurunkan berat badan atau mengikuti tren diet tertentu. Salah satu cara paling efektif untuk mengubah kebiasaan ini adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya makanan yang seimbang dan bergizi dalam menjaga produktivitas dan kesehatan secara keseluruhan.
Kita bisa memulainya dengan perubahan kecil, seperti membawa bekal sehat ke kantor, menyediakan camilan sehat di meja kerja, atau membiasakan diri untuk memilih makanan yang mendukung performa otak. Ron Friedman dalam artikelnya menegaskan pentingnya membuat keputusan tentang makanan sebelum kita lapar, karena ketika kita lapar, kita cenderung memilih makanan yang kurang sehat . Strategi seperti ini dapat membantu kita untuk lebih konsisten dalam memilih makanan yang baik bagi tubuh kita.
Kesimpulan
Mengkonsumsi real food seharusnya menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari, bukan sesuatu yang dianggap sebagai "diet" atau upaya penurunan berat badan semata.
Makanan sehat adalah kebutuhan dasar tubuh manusia untuk berfungsi dengan optimal, baik secara fisik maupun mental. Dengan edukasi yang tepat dan perubahan kebiasaan yang konsisten, kita dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap makanan sehat dan mulai melihatnya sebagai gaya hidup yang wajar dan normal.
Persepsi tentang diet harus dibenahi agar tidak lagi dianggap sebagai hal ekstrem, melainkan sebagai bagian dari hidup yang seimbang, sehat, dan produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H