Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik. Maverick. Freetinker.

Menulis tentang orang adalah perjalanan untuk menemukan keindahan dalam keberagaman. Setiap kisah hidup adalah sebuah karya seni yang layak untuk diabadikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dimanfaatkan atau Dikenal Dunia? Fenomena Youtuber Asing yang 'Ngonten' tentang Indonesia

26 September 2024   11:47 Diperbarui: 26 September 2024   12:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah studi dari Universitas Indonesia menemukan bahwa konten yang membahas Indonesia, baik oleh kreator asing maupun lokal, secara tidak langsung berdampak positif pada sektor pariwisata. Semakin banyak orang yang melihat keindahan Indonesia melalui konten digital, semakin besar kemungkinan mereka tertarik untuk berkunjung. Ini berarti bahwa, meskipun kreator asing mungkin mendapatkan keuntungan finansial dari konten mereka, Indonesia juga mendapatkan manfaat berupa promosi budaya dan pariwisata.

Saatnya Lebih Kritis

Pada akhirnya, kita sebagai pengguna media sosial harus lebih kritis dalam menyikapi konten yang dibuat oleh kreator asing. Tidak ada salahnya merasa bangga ketika Indonesia dibahas, tetapi kita juga perlu menyadari bahwa tidak semua konten dibuat dengan niat yang tulus. Beberapa mungkin hanya melihat Indonesia sebagai 'ladang cuan', tempat di mana mereka bisa mendapatkan engagement tinggi dan, pada gilirannya, pendapatan yang lebih besar.

Mungkin sudah saatnya kita berhenti terlalu cepat memberikan 'like' dan mulai bertanya: Apakah konten ini benar-benar menghargai budaya kita, atau hanya memanfaatkannya?

Sebagai netizen yang cerdas, kita perlu lebih selektif dalam memberikan apresiasi. Kita juga harus lebih mendukung kreator lokal yang berusaha keras mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia. Karena pada akhirnya, kekuatan digital ada di tangan kita. Apakah kita akan terus menjadi 'ladang cuan', atau kita akan menggunakan kekuatan ini untuk mempromosikan karya-karya yang benar-benar bermakna?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun