Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik. Maverick. Freetinker.

Menulis tentang orang adalah perjalanan untuk menemukan keindahan dalam keberagaman. Setiap kisah hidup adalah sebuah karya seni yang layak untuk diabadikan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seks Itu Privasi, Punya Anak, Jadi Urusan Semua Orang

21 September 2024   23:00 Diperbarui: 22 September 2024   14:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:hellosehat.com

Memutuskan untuk punya anak adalah keputusan besar---dan bukan tanpa konsekuensi. Bayangkan, ketika pilihan ini diambil tanpa kesiapan, keluhan dan penyesalan bisa muncul di tengah perjalanan. 

Anak yang awalnya dianggap sebagai sumber kebahagiaan, bisa berubah menjadi beban. Sebelum melangkah lebih jauh, tanyakan dengan jujur pada diri sendiri: apakah keputusan ini benar-benar berasal dari keinginan, atau hanya sekadar mengikuti norma dan ekspektasi sosial?

Menikmati hubungan seksual tanpa memikirkan konsekuensi tentu saja mudah, tetapi kesadaran akan hasil akhirnya lebih sulit dipahami. Bagi banyak orang tua di Indonesia, membesarkan anak tidak lagi sekadar urusan pribadi. 

Ini melibatkan tekanan sosial, pandangan religius, dan bahkan kebijakan negara. Anak adalah bagian dari kontrak sosial yang besar, di mana semua orang merasa punya andil.

Vasektomi: Pilihan Tabu atau Solusi Modern?

Bicara soal perencanaan keluarga, vasektomi sering kali dilihat dengan kecurigaan. Seolah-olah prosedur ini membawa stigma yang tak bisa dihindari---bukan hanya soal medis, tetapi juga karena tumpang tindihnya budaya, agama, dan norma sosial. 

Namun, pertanyaannya: apakah benar vasektomi harus dianggap sebagai sesuatu yang "tabu"? Ataukah ini justru langkah rasional dalam menghadapi dinamika keluarga modern?

Vasektomi, dalam konteks ini, menawarkan solusi untuk perencanaan keluarga yang lebih terencana, lebih rasional. 

Ini bukan soal menghindari kehamilan, tetapi tentang memilih kapan dan berapa banyak anak yang kita inginkan, serta apakah kita siap menanggung semua konsekuensinya.

Tantangan Budaya dan Agama

Salah satu hambatan terbesar dalam penerimaan vasektomi di Indonesia adalah benturan dengan nilai-nilai budaya dan agama.

Dalam masyarakat yang kuat memegang tradisi, segala bentuk intervensi terhadap kemampuan reproduksi pria sering kali dipandang sebagai sesuatu yang melawan kodrat. Apalagi, dalam interpretasi agama mayoritas, Islam, penggunaan kontrasepsi kerap disikapi hati-hati. 

Meski demikian, fiqh Islam sendiri membuka ruang bagi diskusi mengenai kontrasepsi, dengan beberapa catatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun