Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik. Maverick. Freetinker.

Menulis tentang orang dan peristiwa adalah perjalanan untuk menemukan keindahan dalam keberagaman. Setiap kisah hidup adalah sebuah karya seni yang layak untuk diabadikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jendela Waktu ke Masa lalu

21 September 2024   13:20 Diperbarui: 21 September 2024   13:53 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: banknoteworld.com

Sastra, di sisi lain, mampu melampaui batasan fakta-fakta kaku. Seperti yang dikatakan oleh penulis sejarah literer Philippa Gregory, "Fiksi sejarah lebih mampu menangkap nuansa hidup yang sebenarnya daripada catatan sejarah yang dingin."

Mari kita lihat contoh nyata dari Indonesia sendiri. Jika ingin memahami bagaimana perjuangan kemerdekaan terasa bagi rakyat kecil, bacalah novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Di dalamnya, kita tidak hanya mendapati catatan perlawanan terhadap penjajah, tetapi juga kompleksitas emosi, dilema moral, dan ketegangan sosial yang dialami para tokoh.

Melalui kisah-kisah seperti ini, kita diajak merasakan pergolakan jiwa mereka, sesuatu yang seringkali tidak kita temukan di buku teks sejarah.

Cerminan Zaman dalam Karya Sastra

Karya sastra selalu mencerminkan konteks sosial dan politik dari zaman mereka.

Sebuah studi di Journal of Historical Fictions menyebutkan bahwa sekitar 73% dari karya sastra yang dihasilkan pada masa revolusi sosial atau perang besar mencerminkan kondisi tersebut secara langsung atau tidak langsung.

Misalnya, novel Perang dan Damai karya Leo Tolstoy bukan sekadar kisah tentang keluarga aristokrat Rusia, tetapi juga cerminan kegelisahan nasional saat itu terhadap invasi Napoleon.

Dalam skala yang lebih kecil, karya-karya dari periode yang lebih tenang seperti The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald mencerminkan dekadensi dan kehampaan moral masyarakat Amerika pada era Jazz setelah Perang Dunia I.

Sejarah, dalam hal ini, tidak selalu tertulis secara eksplisit di halaman buku. Terkadang, ia hadir dalam dialog sehari-hari atau dalam pilihan-pilihan kecil yang dibuat karakter-karakternya.

Di sinilah letak keindahan sastra sebagai medium sejarah---ia tidak hanya menceritakan apa yang terjadi, tetapi juga bagaimana peristiwa-peristiwa tersebut dipahami oleh orang-orang yang mengalaminya.

Menyaksikan Sejarah melalui Makna

Sebagai seorang pembaca yang dibesarkan dengan cerita-cerita klasik, saya dapat merasakan betapa kuatnya pengaruh sastra dalam membantu saya memahami sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun