Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dibayangi Sejarah Kelam: Timnas Indonesia Bertekad Ukir Kemenangan di Kandang Bahrain

14 September 2024   08:43 Diperbarui: 14 September 2024   09:01 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Disiplin dalam menjalankan taktik yang diberikan pelatih, disiplin dalam menjaga konsentrasi sepanjang pertandingan, dan disiplin dalam menghadapi provokasi dari lawan maupun suporter adalah kunci yang harus dimiliki Timnas Indonesia.

Selama ini, kita melihat bagaimana kurangnya disiplin dapat menghancurkan permainan. Kesalahan kecil, seperti kehilangan konsentrasi sesaat, bisa berakibat fatal. 

Dengan tetap menjaga disiplin, Timnas Indonesia akan mampu menghadapi segala bentuk tekanan, baik itu dari suporter atau dari tim lawan. Ini adalah bagian penting dari karakter seorang atlet yang sering kali diabaikan.

Rasa Hormat: Nilai Utama dalam Kompetisi

Rasa hormat dalam olahraga tidak hanya berlaku untuk rekan satu tim, tetapi juga untuk lawan, ofisial, dan bahkan permainan itu sendiri. Ketika rasa hormat dijunjung tinggi, suasana kompetisi akan lebih sehat dan adil. 

Kita sudah terlalu sering melihat bagaimana kurangnya rasa hormat, baik di dalam maupun di luar lapangan, merusak integritas sebuah pertandingan.

Dalam konteks Timnas Indonesia yang akan menghadapi suporter lawan yang mungkin tidak sportif, rasa hormat harus menjadi prinsip utama. Tetap menunjukkan sikap hormat kepada lawan, bahkan saat menghadapi ejekan, akan menunjukkan kedewasaan mental dan kekuatan karakter. 

Ini bukan sekadar soal menang atau kalah, tetapi soal bagaimana kita menjaga martabat negara melalui sikap kita di lapangan.

Belajar dari Sejarah, Membangun Masa Depan

Sejarah selalu menjadi pengingat akan tantangan yang pernah dihadapi. Pertemuan terakhir Indonesia dengan Bahrain pada 2012 memberikan pelajaran yang pahit. 

Kekalahan 10-0 itu tercatat dalam sejarah sebagai salah satu kekalahan terbesar Indonesia di kualifikasi Piala Dunia. Namun, situasi saat itu berbeda, dengan dualisme federasi yang mengacaukan sepak bola Indonesia.

Kini, dengan persiapan yang lebih matang, Indonesia memiliki kesempatan untuk menulis sejarah baru. Tidak hanya soal membalas kekalahan, tetapi juga soal menunjukkan bahwa mereka telah tumbuh sebagai tim yang lebih kuat, baik dari segi teknis maupun mental. 

Pertandingan melawan Bahrain akan menjadi ujian bagi karakter tim. Mereka harus bisa menjaga fokus, disiplin, dan rasa hormat, meski berada di bawah tekanan besar.

Menghadapi Provokasi dengan Ketenangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun