Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Biasa

Mencintai kehidupan, menikmati kekinian. Itu Sudah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akibat ‘Asmara’ Setitik, Rusak Negara Sebelanga!

25 Januari 2015   06:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14221170461175428502

Hiruk pikuk kancah perpolitikan dinegeri ini seolah tak pernah padam, masih teringat jelas dimemori rakyat negeri ini pada saat pilpres yang lalu, Indonesia yang kaya akan warna ragam suku dan budaya dipaksa Politik membelah rakyat menjadi dua kubu, apalagi kalau buka antara Prabowers vs Jokowers yang sampai sekarang masih getol berduel di media sosial akibat dari konsekwensi logis ‘demokrasi’ bernegara kita.

Apakah kisah bernegara dan berpolitik demikian itulah yang menyisakan kisah “asmara terlarang” yang mengakibatkan buntut duel-nya Hukum vs Politik sekarang ini? Sebuah kisah legenda asmara terlarang CLBK-nya Buaya and Cicak?! Tanya lah pada rumput yang bergoyang…

Biasanya, dalam setiap kisah asmara itu pasti ada yang sampai ada pula yang tidak. Lazim pula jika salah satu pihak asmarawer tidak menerima penolakan karena “asmara-nya” termehek-mehek karena si doi. Tapi jika kisah asmara OKNUM itu menyisakan dendam, waduh… ini yang payah.. kutunggu jandamu tenan! Ini bahaya, karena dengan sikap mental seperti ini, biasanya, pemilik mental ini akan melakukan apapun demi mendapatkan asmara-nya, termasuk mengerahkan kelompoknya atas dasar ‘nama baik keluarga’, bisa dibayangkan kalau kelurga Buaya ngamuk? Misalkan. Saya gak bisa ngebayangin, satu saja pasti sudah bikin kalang kabut, apalagi sekeluarga? itu pasti ngeri-ngeri luar biasa dan jelas gak sedap dipandang mata rakyat…..

Lalu bagaimana pula akibat fatal drama asmara yang mendera beberapa instiusi negeri ahir-ahir ini?

Asmara… Oh yes?!

Asmara…. Kata ini sulit sekali untuk diungkapkan, tapi saya yakin kita semua yang sudah (17+) tahu maksudnya. Ngangenin, Ngegemesin, pengenya melototin, dah dikasih sekali pengennya nambah pula yang ujungnya bisa sampai pada tahap menjerumuskan kerana keenakan. Waduh! Lalu gimana nih dengan asmaranya 3 lembaga Negara kita? “Au ahh gelap” nenekku bilang.

Sebenarnya sejak jaman dulu, yang namannya asmara itu selalu meramaikan peradaban manusia. Dan akan saya kisahkan satu disini….

Alkisah: Nabi Yusuf sempat di “meja hijaukan” karena gelora asmara sang permaisuri yang melaporkannya ke pengadilan Negara karena Sang Nabi dituduh melakukan pemerkosaan. Pengakuannya dijadikan sebagai alat bukti di pengadilan, ndak baen-baen, pengakuan seorang Istri Raja yang cantiknya gak ketulungan… tapi ternyata ada seorang bijak yang menengahi pada pengadilan tersebut, singkatnya: jikalau baju depan Sang Nabi yang sobek maka jelas Sang Nabilah yang bersalah… tapi, karena beliau sang nabi, yang tentu punya ilmu linuwih, pasti bisa nahan napsu gak kayak si anu itu! Xixixixi……Ya! Ternyata, baju belakang Sang Nabilah yang sobek, temuan bukti ‘cerdik’ itu membuka tabir pelaku “asmara” liar yang sebenarnya menjadi terungkap, penjebak asmaranya jelas sang permaisuri yang cantik! Saya jadi mikir jorok, gimana kejadiannya kalau pejabat negeri ini yang mau diperkosa sama permaisuri cantik? Waduh, gak kebayang, mananya yang bakalan sobek.. U lalaa, ups!.…

Rusak Negara Sebelanga!

Oh ya.. ya. Saya juga gak habis pikir dengan mereka yang beretorika dengan mengatakan, ni orang bukannya dewa, ntu orang juga bukan dewa… waduwhhhh… men… kita itu gak lagi main pelem Mahabarata atau Ramayana, jadi jelaslah gak ada dewa dewi an disini, gak sah kepo-kepoan deh… kalaupun ada, itu si Dewa 19, itupun dulu.

Sadar brad… MUSUH KITA ITU KORUPSI, bukannya para dewa… apalagi sesama,..... Buaya, Banteng dan Cicak, “kita gak peduli urusan loh!” kata nenek ku lagi. Sob… sesama penghuni NKRI janganlah terjabak asmara yang tak berujung. Koruptor mana koruptor, dihukum donk?!!!! Itu saja.

Selama ini kita sebagai masyarakat rela kok ngelihat pejabat Negara pakai mobil bagus ber-plat merah (walaupun sambil cleguk, cleguk, nelan ludah sendiri ngliatinya), kita rela kok, para wakil kita di DRP sana hidupnya mewah, kita rela kok Jokowi Presidenya (kata prabowers yang juga orang asli Indonesia), kita rela kok kalau gaji komisioner KPK itu segitu. Yang kita gak rela adalah koruptor yang MAKIN asyik MENIKMATI hasil korupsinya KARENA PERTIKAIAN INI!!! Itu sudah.

Yang jelas! Dalam kasus “ASMARA POLITIK” cinta segitiga ini, disana para koruptor bersorak sorai kegirangan…! apa iya, kamu ingin ini?! Wahai Asmarawerrrs....

Asmara bukanah alasan untuk merusak Negara. Asmara baiknya selesaikan dengan ijab Kabul dan kemudian “sah”…. Atau kalau dah gak tahan, bisalah asmaramu di pendam dalam hatiku saja….

Dan Jangan hanya karena Asmara setitik, rusak Negara sebelanga!

Wes lah….

Gambar diambil dari cintadanimpian.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun