Mohon tunggu...
Adiatma Rosyid
Adiatma Rosyid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Setelah philosia tumbuh,puisilah jalan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bantai Bias Dogmatik

24 September 2013   20:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bantai Bias Dogmatik


Jika orang membeli album karena musik,maka hal itu sudah mati di masa lalu (Johnny Rotten)

Kegelisahan memang selalu menyaratkan pencarian mendalam untuk mampu mengatasinya. Memberi tanggapan dan melakukan penegasan pada pendapat guna memberi jawaban bagi sebuah persoalan. Dalam hal ini (undergroundnitas) mengenai musikalitas, kategorisasi musik dan pemahaman pribadi yang banyak menyatakan diri sebagai juru selamat dan penjaga norma-norma, menjadi pewaris sah undergroudnitas. Milik siapa dan bagaimana sebenarnya ini? Pengkultusan menjadi tema bawah sadar yang turut membangun konstruksi nalar sewenang-wenang dalam memberikan putusan terhadap pilihan undergroundnitas. Bahkan jika tulisan ini bernada satir akan langsung dicap sebagai anak haram tak tahu akar. Atau malah kegelisahan ini adalah akar musik itu? Lantaran ketidakpuasan dengan pandangan dunia arus utama yang dibangun dari puing-puing penghilangan individualitas dan segera menepikan individu berseberangan untuk tak layak membangun undergroundnitas. Pemilihan jenis musik adalah hak mutlak bagi setiap penikmat, bahkan untuk membencinya. Tapi pertimbangan rasionalitas agaknya harus dipertimbangkan dengan banyak melakukan  pendalaman terhadap materi karya, disamping musikalitas. Keduanya harus menjadi bagian yang terintegrasi. Pengutaraan pendapat perlu dilakukan untuk memperlancar diskursus, agar tak terjadi stagnasi dan perintah satu jalur dari pewaris sah undergroudnitas. Pengkultusan akan menjadi barang sepele, sebab ego telah ditiadakan. Jika sebaliknya yang terjadi, maka ego yang akan lebih dominan dan banyak mengambil peran dalam pemilahan yang tidak lagi bersih. Tak perlu pula berlaku irasional dengan meyakin-yakinkan diri bahwa apa yang paling kita sukai adalah yang terbaik dengan beribu argumentasi. Sebab, pengkultusan tanpa pembandingan materi dengan band lain adalah penglihatan sebelah mata atau bahkan melihat dengan mata tertutup. Semua pembicaraan  ini adalah tentang nilai yang dihidupi dalam keseharian mereka dan bukan tentang meniru band dunia yang terbaik, lantas kita menjadi sebaik diri mereka. Semua ini adalah tentang mencari akar masalah yang menyentuh kepekaan kitadari realitas pribadi,sosial,politik, agama budaya atau bahkan tema yang berasal dari underground itu sendiri. Tak peduli seberapa kecil kita, kita berhak jika semua diri kita adalah seebentuk dan sebangun dengan semua nilai yang ditampakkan dan penghayatan pribadi kita tentang nilai itu. Undergroudnitas adalah kemerdekaan dan pembebasan bukan pengekangan. Segan!

Russel, Bertrand. Pergolakan Pemikiran. Jakarta: Penerbit Gramedia, 1998.

Kamis, 12 September 201302:31:51

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun