Dibalik segala duka tersimpan hikmah Yang bisa kita petik pelajaran..
Begitulah penggalan lirik lagu "air mata" yang dinyanyikan oleh Dewa yang sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini, dimana musibah banjir masih banyak terjadi karena intensitas hujan dibulan ini masih tinggi. Ditambah dengan adanya virus corona yang sudah masuk ke negara Indonesia.
Namun bukanlah manusia, bila tidak bisa mengambil dari semua musibah yang telah terjadi saat ini. Kita tidak perlu mencari siapa yang salah atau menyalahkan orang lain atas musibah yang terjadi selama ini. Tapi kita harus interopeksi diri atau bermusahabah terhadap diri sendiri dari semua kejadian yang menimpa kita.
Seperti malam ini, di beberapa desa di Kabupaten Brebes salah satunya Desa Pesantunan dan Desa Pebatan Kecamatan Wanasari karena intensitas hujan yang masih terus mengguyur bumi hingga tulisan ini ditulis, mengakibatkan beberapa gang dan tempat terendam air. Banyak warga yang mengeluh karena terendam air hujan.
Beberapa bahkan tidak sungkan mengunggah video dan gambar lingkungan mereka yang terendam banjir, hingga menyalahkan pemerintah karena lamban menangani masalah rendaman air saat hujan datang. Beberapa jalan yang terendam air kebanyakan adalah karena saluran air atau drainase yang kurang lancar.
Pun termasuk obyek vital di Alun-alun Brebes bila hujan deras mengguyur seperti sekarang ini tidak luput dari banjir karena saluran drainase yang tidak lancar tersebut. Semua yang terjadi itu butuh kesadaran semua pihak tidak hanya pemerintah saja, namun masyarakat juga harus saling bahu membahu untuk lepas dari musibah seperti ini.
Salah satu hikmah dari semua kejadian ini adalah :
Pertama, kita harus menjaga drainase yang sudah dibuat dengan anggaran pemerintah. Minimal dengan melakukan kerja bhakti seminggu sekali untuk membersihkan drainase tersebut dari sampah-sampah atau batu-batu yang menghambat jalannya air. Jangan kita selalu mengusulkan drainase saat musyawarah desa namun setelah terealisasi kita enggan untuk menjaga atau merawatnya. Baru ketika ada musibah saling menyalahkan.
Kedua, buanglah sampah ditempat sampah. Jangan pernah mengawali membuang sampah disembarang tempat. Karena tanpa kita sadari bila kita mengawali membuang sampah disembarang tempat, maka orang lain dibelakang kita yang melihat akan mengikuti kita.
Ketiga, buatlah sumur resapan dan biopori-biopori karena selain sangat bermanfaat ini juga sebagai bentuk tindakan preventif ketika musim kemarau. Jangan biarkan air hujan ini lari saja namun masukkan mereka kedalam tanah agar kandungan air tanah juga terjaga, sehingga saat musim kemarau tiba kandungan air tanah masih tersedia.
Begitulah tulisan yang bisa penulis bagi dihujan rintik-rintik malam ini, semoga kita semua bisa mengambil hikmah dibalik musibah, karena Tuhan pasti punya rencana yang terbaik bagi semua mahluknya yang berfikir.