Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Antar Anak Hari Pertama Sekolah Agar Nyaman dan Kerasan

22 Juli 2016   17:27 Diperbarui: 22 Juli 2016   17:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dinding Facebook saya, dan juga mungkin Anda, dalam beberapa hari terakhir parti dipenuhi foto dan status kawan-kawan yang mengantar anaknya sekolah. Hari pertama sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan memang mengimbau para orangtua untuk mau mengantarkan anak ke sekolah. Bagi yang masuk TK atau kelas I SD, mungkin akan terasa sekali "perjuangannya" mengantar anak sekolah. Sebab, anak-anak memasuki lingkungan baru.

Buat saya, mengantar anak pada hari pertama sekolah, bukan sekadar momentum yang terpisah. Ia akan terkait dengan momentum lainnya. Maka, mengantar anak pada hari pertama sekolah hanyalah pemantik agar kita bisa dekat dengan anak dan tahu perilakunya di sekolah.

Psikolog yang juga dosen Bimbingan Konseling FKIP Universitas Lampung, Shinta  Mayasari, dalam perbincangan ringan dengan penulis, menjelaskan beberapa hal berkenaan dengan alasan kenapa orangtua mesti mengantar  anak pada hari pertama sekolah. Beberapa yang disampaikan Shinta, saya ramu kembali dan ditambah referensi lain, plus pengalaman selama ini mengantar anak sehari-hari ke sekolah.

Khawatir Pisah

Kata Shinta, secara alamiah setiap anak akan merasa khawatir bila berpisah atau ditinggalkan oleh orangtua. Perasaan khawatir pada anak adalah hal yang wajar mengingat ia akan berhadapan dengan situasi dan orang orang yang sama sekali baru baginya.

Sedikit perasaan cemas pada anak adalah normal. Namun apabila intenstitas cemasnya tinggi dan terjadi terus-menerus, kemungkinan anak dapat mengalami gangguan kecemasan berpisah (separation anxiety disorder).

Untuk mencegah hal ini, orangtua diimbau untuk berhati-hati dalam melakukan proses perpisahan dengan anak, termasuk saat anak akan memasuki sekolah di hari pertamanya. Hal ini bukan saja perlu diterapkan pada anak yang baru bersekolah untuk pertama kalinya, namun juga diperlukan bagi anak yang akan bersekolah kembali setelah mengalami liburan panjang.

Sebab, saat libur, frekuensi dan intensitas pertemuan dan interaksi anak dengan orangtua meningkat. hal ini dapat menjadi potensi situasi yang membuat anak merasa enggan berpisah dengan orangtua.

Mengantarkan anak kembali ke sekolah akan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan mengantarkan anak ke sekolah untuk pertama kalinya. Terutama bagi anak anak yang sulit beradaptasi pada lingkungan baru, mudah mengalami kecemasan akibat stres dari lingkungan, serta anak anak yang diasuh secara over-protective oleh orangtuanya.

Sikap orangtua yang tenang dapat membantu anak merasa tenang juga. Saat mengantar anak, dampingi anak menuju kelasnya. Lalu bantu ia berkenalan dengan guru dan teman teman barunya.

Setelah anak terlihat nyaman, lakukan ritual selamat tinggal. Orangtua dapat menciptakan ritual yang unik untuk berpisah dengan anak, misalnya dengan mengecup, memeluk, mengusap hidung, menepuk bahu, atau cara cara lain yang menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun