Saya ada kenalan baik. Namanya Wahrul Fauzi Silalahi. Ia bekas direktur LBH Bandar Lampung. Sejak mahasiswa hukum di Universitas Lampung sudah aktif berkegiatan.Â
Apalagi kala didapuk menjadi direktur LBH Bandar Lampung, kawan ini banyak tolong orang. Terutama kasus tanah yang berkaitan dengan perusahaan dan penguasa.
Bertahun-tahun membina rakyat, kawan ini punya julukan pengacara rakyat. Najwa Shihab pernah mengundangnya dengan tajuk "pengacara putih" kisaran tahun 2013-an dalam Mata Najwa di MetroTV.
Tahun 2019, Wahrul ikutan pemilu. Ia masuk ke Partai Nasdem.Â
Meski dengan modal duit cekak, 14 ribuan suara berhasil didulang. Yang mencoblosnya kebanyakan yang dahulu pernah ia tolong kala menjadi pengacara rakyat.
Untungnya, kawan ini masih rajin rajut silaturahmi. Basis-basis yang dulu kasih suara lumayan buat dirinya masih dirawat sampai dengan sekarang.Â
Tahun depan ia maju lagi. Saya tak tahu pasti apakah dengan kendaraan lama atau dengan partai politik baru.
Yang jelas, dari pengalaman ini, jika kita punya investasi sosial yang besar, kemungkinan terpilih juga besar. Asal dikomunikasikan saja dengan lugas kepada calon pemilih.
Saya juga punya cerita ada anggota DPRD di kota saya yang terpilih karena memang punya jiwa sosial tinggi. Sejak sepuluh tahun lalu saban ada orang meninggal, ia datang melayat.Â
Ia membawa beberapa kardus air mineral. Air mineral saja tanpa ada embel-embel partai. Tapi ingatan kolektif orang terhadap dirinya kental sekali.Â
Maka tatkala ia masuk partai dan dicalegkan, majulah ia dari daerah yang selama ini ia akrabi. Ujungnya ia terpilih. Ini juga bukti investasi sosial itu bikin separuh langkah menjadi mudah kala dijadikan caleg.