kampung halaman. Dari pengalaman selama ini, empat hal ini begitu melekat dalam ingatan.Â
Ada setidaknya empat hal yang selalu dirindukan dariMungkin beda antara saya dan teman-teman. Namun, secara umum, ingatan masa lalu itu yang memang membayang indah di pelupuk mata.
Saya rindu kampung halaman dengan beragam variannya.
Yang pertama, rindu suasana mengaji di masjid dan rumah-rumah teman. Dahulu, setiap jam empat sore, kami menghabiskan main. Kami pulang ke rumah lalu mandi.Â
Bersalin pakaian rapi dengan baju takwa plus sarung dan kopiah hitam. Kebanyakan kami masa lalu mengaji di masjid atau di rumah teman.
Ada guru ngaji yang datang dan kami akan bergiliran belajar. Satu anak kurang lebih lima belas menit.Â
Paling banyak seorang guru mengaji mengajari kami sejumlah lima orang. Nanti belajar membaca Alquran itu baru akan usai beberapa menit jelang magrib.
Ada juga yang mengaji di masjid dengan pola yang sama. Seorang guru dikelilingi beberapa murid.Â
Yang kami ingat tentu saja sering ribut saat teman sedang belajar. Maklumlah, perhatian guru hanya ke satu murid sedangkan murid lain yang menunggu malahan asyik main, setidaknya ngobrol.
Namun, ingatan ini lekat betul pada pikiran kami. Suasana anak mengaji zaman sekarang sedikit berbeda.Â
Kebanyakan privat satu atau dua anak kepada seorang guru. Masih ada juga yang mengaji di masjid, tapi jumlahnya tidak sebanyak dahulu.