Mudik adalah tradisi khas orang di Indonesia. Tahun ini diperkirakan seratusan juga orang akan pulang ke kampung halamannya. Mudik adalah pergerakan massa dari pusat-pusat perekonomian ke sentra permukiman penduduk yang kebanyakan di desa dan kelurahan.
Mudik memang membutuhkan biaya yang banyak. Tak hanya ongkos selama di jalan.Â
Ada buah tangan yang mesti diberikan kepada orangtua dan kerabat di rumah. Saking kadang banyaknya kebutuhan ini, ada yang bergumam, duit tabungan setahun ludes dalam sehari di kampung halaman.
Untuk menjadikan mudik tetap bernilai ibadah, bukan sekadar pulang kampung an sich, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Kesatu, niatkan mudik untuk silaturahmi
Mudik itu merajut kembali silaturahmi. Mudik adalah momentum anak sungkem kepada orangtua. Mudik adalah ikhtiar kita merawat hubungan kekerabatan dengan saudara di kampung halaman. Jika sudah demikian, kita meniatkan mudik itu ibadah.
Mudik bukan ajang pamer di kampung halaman bahwa kita sudah sukses secara duniawi. Mudik bukan sarana adu kekayaan di depan orangtua dan sanak saudara di kampung. Mudik juga bukan ajang tebar duit lebaran kepada sanak famili.
Diniatkan saja mudik ini ibadah kepada Allah swt. Dimensinya mesti dikembalikan kepada segmen ibadah kita kepada Allah swt. Jika sudah demikian, berapa pun uang yang kita keluarkan, itu adalah konsekuensi dari ibadah kepada Allah swt.
Kedua, cari gratisan
Ada banyak lembaga yang mengadakan mudik gratis. Banyak perusahaan yang mengadakan hajat demikian.Â
Dari tahun ke tahun ada saja lembaga yang mengupayakan mengangkut banyak orang dari kota ke desa untuk mudik. Manfaatkan kesempatan itu. Carilah banyak informasi soal itu.