SMAN 2 Bandar Lampung, dahulu namanya SMAN 2 Tanjungkarang. Saya dan teman-teman seangkatan, masuk sekolah ini tahun 1994.Â
Masjid Nurul Hidayah ini ada di kompleks sekolah saya dahulu,Kami masuk pas pagi hari usai Brasil menang adu penalti final Piala Dunia tahun itu di Amerika Serikat. Brasil menundukkan Italia lewat adu penalti.Â
Kebetulan juga, kiper Brasil, Claudio Taffarel, adalah idola saya. Sejak kecil saya memang suka main bola dengan posisi kiper.
Waktu kami masuk, Smanda, akronim hangat sekolah kami, belum punya masjid. Hanya ada musala di atas rumah guru agama kami Bapak Sutan Ubaidillah Syarief.Â
Tak lama kami masuk, sekolah bikin masjid. Area masjid berada di beberapa eks rumah guru di kompleks sekolah.Â
Persis berada di bagian depan sekolah. Jika masuk sekolah melalui gerbang, begitu tengok kiri, itulah bangunan masjid.
Dua guru kami, Bapak Herman Noer Sofyan, guru biologi, dan Bapak Kaswan, guru kimia, bisa dibilang motor utama pembangunan masjid. Keduanya usai pulang sekolah ikut mengawasi tukang mulai membangun masjid.
Semua kelas dikerahkan untuk membangun masjid itu. Tak hanya dana.Â
Tenaga dari kami sepulang sekolah dikerahkan. Sekadar beres-beres bekas tukang jadilah. Yang penting ada kontribusi.
Bangunan awal lumayan luas menampung ratusan siswa plus guru untuk ibadah. Jika jumatan, penuh sesak.
Nyaris semua siswa laki-laki dikerahkan untuk ngecor bagian atas. Hari itu semua siswa naik ke bagian atas masjid untuk pengecoran.Â