Berita yang disajikan media massa arus utama setidaknya punya news room sehingga menjaga independensi dan akurasi berita. Karena sudah ada sistemnya, konten jurnalistik yang ditaja di sana setidaknya punya kredibilitas yang mumpuni.Â
Karena itu, mengonsumsi berita dari situ mengurangi informasi simpang siur yang masuk ke otak kita. Nutrisi pengetahuan kita akan diisi dengan bahan baku yang baik dan seimbang gizinya.
Kedua, target baca buku
Supaya nutrisi pengetahuan kita bertambah, saya sarankan baca buku. Target saja minimal dalam Ramadan ini kita khatam dua sampai tiga buku.Â
Atau setidaknya satu. Akan tetapi, saran saya minimal 4 buku. Dengan asumsi setiap pekan kita habiskan baca satu buku.
Baca buku itu selain menjadi budaya literasi, juga bisa jadi bahan menulis juga. Ya benar. Menulis resensi buku.Â
Usai buku habis dibaca, buatlah resensinya. Ceritakan ulang dengan bahasa kita sendiri soal buku itu.
Membaca buku, selain membaca Alquran tentu saja, bisa menjaga daya tahan literasi kita tetap baik selama puasa.Â
Baca buku kala puasa bergantung kita waktunya kapan enaknya. Mungkin pagi hari, bisa jadi lepas zuhur, atau kala menunggu waktu berbuka.
Ketiga, bikin topik dari sekarang
Seperti saya bilang tadi, sejak sekarang buatlah ancer-ancer topik yang hendak ditulis. Khususnya tema-tema berkaitan Ramadan.Â