Ruang redaksi Lampung Post sekitar tahun 2010. Perhelatan pemilihan kepala daerah sudah selesai.Â
KPU memang belum selesai menghitung suara hasil rekapan di tingkat bawahnya. Namun, dari hitung cepat sejumlah lembaga, sudah bisa diprediksi siapa saja yang menang, siapa yang terjungkal.
Malam itu, suasana lantai dua kantor kami ramai. Saya masih bekerja sebagai korektor bahasa kala itu. Tidak melakukan liputan, tapi memeriksa naskah untuk dirapikan sehingga makin enak dibaca.
Posisi tempat duduk saya persis menghadap tangga. Jadi, jika ada seseorang masuk ke ruang redaksi dari tangga utama ini, sayalah yang pertama kali lihat. Posisi badan khususnya mata saya pas ke bibir terakhir anak tangga itu.
Beberapa calon kepala daerah yang menang, sejak usai Isya banyak yang datang ke kantor. Mereka berpasangan dan didampingi sejumlah tim sukses.Â
Sejak dari anak tangga saja suara ramai sudah terdengar. Pemimpin redaksi kami, Djadjat Sudradjat, bahkan menunggu di depan ruangan.Â
Begitu sang pemenang datang, dari jauh tangannya sudah terkembang. Bos kami menyambut hangat pelukan itu.Â
Wajah calon yang menang itu cerah sekali. Wajah wakil kepala daerahnya juga semringah.
Usai cipika-cipiki, pasangan yang menang masuk ruang kerja pemimpin redaksi. Sebetulnya ada ruang aula yang lebih besar. Tapi mungkin karena ada pertimbangan tertentu, tamu kehormatan disuruh di ruang kerja bos di ranah redaksi.
Malam itu ada beberapa pasangan calon kepala daerah yang menang bersilaturahmi ke kantor. Pokoknya ruangan kami malam itu ramai.Â