Kita tak hendak juga menjual air mata sehingga orang berduyun-duyun kasih bantuan. Namun, ini bagian dari kerja di wilayah maya untuk meyakinkan orang bahwa lembaga kita tepercaya.
Media sosial adalah medium kita menyuarakan gagasan, menyampaikan kebaikan, mengajak orang turut serta. Itulah esensi menggunakan media sosial dengan cerdas. Itulah urgensi menggunakan gawai dengan baik.Â
Di media sosial justru dibutuhkan konten yang banyak yang seperti ini. Dengan demikian, orang punya referensi tepercaya ke mana duit bisa dia kasih untuk bantu orang lain.
Kalau lembaga filantropi tidak bisa menggunakan media sosial dengan optimal, ya bakal tergerus. Orang tak bakalan tahu. Apalagi jarang kasih rilis ke media massa perihal kegiatan.Â
Orang barangkali juga curiga kalau mau kasih dana tapi nama lembaga ini jarang muncul di media massa dan sosial. Bagaimana orang hendak yakin memberikan bantuan ketika isu kemediaan tidak dimainkan.
Yang paling penting selain pengelolaan media sosial itu tentu sistem kerja yang baik di lembaga. Jangan lagi terulang kasus pengelolaan keuangan atau donasi mitra secara serampangan.Â
Itu bisa menghilangkan kepercayaan mitra secara total kepada lembaga filantropi. Yuk, bismillah. [Adian Saputra]
foto pinjam dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H