Judulnya agak "sensasional" ya? Tak apalah. Judul adalah etalase.Â
Ibarat orang jualan, ia adalah display tempat pedagang menaruh barang. Display bagus, kans orang lihat, datang, mampir, dan membeli akan semakin besar.
Sama seperti judul ini. Saya masukkan kategori diary atau catatan harian saja. Tapi saya yakin beberapa pembaca di sini setuju dengan saya.
Sejak lama saya memang tak suka bayar ongkos parkir. Khususnya di minimarket, pinggir jalan dekat pedagang kecil, halaman parkir toko, tempat les, dan sebagainya.
Saya menilai, halaman parkir itu bukan punya tukang parkir. Terserah mereka alasannya ada setoran.Â
Halaman parkir di minimarket di beberapa swalayan yang meneguhkan pada pelayanan kepada konsumen, masih terpacak pengumuman "parkir gratis".
Kalau si empunya saja membebaskan pangunjung datang dan memarkirkan kendaraan tanpa dipungut biaya, kenapa tiba-tiba ada orang antah berantah pakai rompi dinas perhubungan atau warna lain kemudian meminta uang.
Tak pernah ada karcis yang diberikan. Berarti uangnya masuk ke kantong mereka. Enak sekali.
Saya tak hendak bilang rezeki itu sudah ada yang mengatur. Atau saya hendak berkata jangan nyinyir dengan pekerjaan orang. Tidak sama sekali.
Sekarang mari kita dedahkan apa yang dimaksud dengan pekerjaan, bekerja, atau pekerja itu. Mereka yang bekerja itu ada keahlian.Â
Ada keringat yang dikeluarkan. Ada pikiran yang diperas. Ada ide atau gagasan yang dilontarkan.Â