Di banyak kejadian, saya merasakan manfaat ini. Namun yang lebih asasi tentu saja ikhtiar merawat silaturahmi itu dengan baik sampai dengan sekarang.
Karena itu, kalau sekarang saya berjalan bersama keluarga, ada saja yang menegur. Entah itu dalam kesempatan santai saat joging, saat menonton film bersama istri, saat berbelanja bersama anak-anak, dan lainnya.
Dua anak saya, Nuh dan Mirai, kadang bilang sama ibunya.
"Bu, Abah ini kawannya banyak ya. Kayaknya ke mana-mana kita jalan, ada saja yang menyapa Abah."
Oh iya, jika disuruh menyebutkan kiat bagaimana kita bisa menghafal nama orang dengan baik, saya paparkan ringkasnya begini.
Pertama, jangan sungkan memulai perkenalan
Mungkin ada orang sungkan memulai perkenalan duluan. Kalau saya tidak.
Begitu bertemu orang baru, saya menyalaminya dengan hangat, memasang wajah paling manis, dan menyebutkan nama jelas. Kadang jika orang itu ada kesamaan atribut, misalnya, sama-sama satu sekolah di SMAN 2 Bandar Lampung, saya akan menyebutkan angkatan saya.
Biasanya orang itu kaget dan langsung membalas hangat jabat tangan saya.
"Adian Saputra, Bang. Saya Smanda angkatan 1997. Adik kelas, Abang."
Biasanya jika sikapi demikian, rekan bicara kita yang baru kenal itu akan terperanjat senang dan makin hangat relasi yang dibangun. Itu pengalaman saya ya, silakan dicoba.