Waktu kuliah, di pertengahan waktu, tiba-tiba ia bertanya kepada kami. Ada sekitar lima puluhan orang di ruangan itu.Â
Ia tanya tentang peran BI sebagai the last of the lender resort. Saya mengetahui jawaban itu karena memang cukup sering menulis soal perbankan di surat kabar.
Karena tidak ada yang mengacungkan tangan untuk menjawab, tiba-tiba beliau menunjuk seraya menyebut nama saya.
"Coba kamu, ya kamu, Adian Saputra, kan, jawab pertanyaan saya."
Saya jelas gelagapan. Bukan soal konten jawaban, melainkan kok beliau ini tahu dan bisa sebut nama saya dengan jelas dan benar.Â
Padahal, sekalipun kami belum pernah bersua khusus dan berkenalan layaknya dua orang yang baru kenal.
Saya kemudian menjawab seperti pemahaman saya selama ini. Termasuk basis menulis soal perbankan dan Bank Indonesia di koran. Jawaban saya benar.
Yang bikin saya kaget, dosen ini kemudian bilang begini.
"Kita ini mesti bersyukur ada Adian di fakultas ini. Saya sering membaca tulisan dia di Lampung Post. Saya menandai bagian yang menarik dalam tulisan itu. Kalau kamu di kampus di Jakarta, Adian, kamu dapat honornya dobel. Honor dari surat kabar, honor juga dari kampus, karena kamu bawa nama baik kampus."
Serasa terbang rasanya. Saya kaget juga beliau rupanya membaca semua tulisan saya khususnya soal perbankan.
Sejak itu kami menjalin komunikasi yang hangat. Nairobi sekarang sudah menjadi dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Baru-baru ini ia ditetapkan sebagai guru besar.