Keduanya masuk kategori karya jurnalistik. Artikel berupa resensi adalah karya jurnalistik. Jadi, menjadi jelas, bukan, di platform media sosial pun kita tetap bisa menghasilkan karya jurnalistik baik berupa berita hasil reportase sendiri maupun opini.
Tapi, tidak semua yang ada di sini bisa dijadikan rujukan. Ini lebih pada kepercayaan publik kepada orang yang menghasilkan tulisan itu.
Saya punya kenalan baik dan relatif dikenal banyak orang. Namanya Linda Christanty. Linda sekarang penulis kolom budaya di Kompas saban Sabtu.
Linda pernah bikin buku yang diterbitkan Gramedia. Judul bukunya kalau saya tak salah Jangan Tulis Kami Teroris.
Linda menulis itu semua awalnya tidak langsung berupa buku. Semua reportase dia itu ditulis di dinding Facebook. Facebook sudah jelas, dong, media sosial. Tapi di situ kita bisa menulis karya jurnalistik.
Karena dinilai bagus, semua catatan perjalanan Linda tadi mewujud buku dan diterbitkan Gramedia. Keren, kan?
Makanya, gunakan media sosialnya dengan bijak. Jangan mengisi dengan sampah, tapi isilah dengan nutrisi bergizi tinggi untuk otak dan kecerdasan literasi kita.
Saya cukupkan pada dua bagian besar apa perbedaan antara media massa dan media sosial. Insyaallah lain waktu dilanjutkan dan diperdalam. [Adian Saputra]
Foto pinjam dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H