Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Alasan Orang Enggan Berurusan dengan Wartawan

6 Januari 2023   15:35 Diperbarui: 6 Januari 2023   15:36 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan lalu saya datang meliput kegiatan bursa kerja di sebuah kampus negeri. Panitia yang mengundang saya. Kebetulan kakak sepupu sendiri.

Saya kemudian berkeliling ke beberapa stan. Ada satu stan perusahaan nasional. Ramai sekali di sana. Pelamar menyemut di situ. Saya tertarik bikin satu berita soal itu.

Saya kemudian mendekati petugasnya. Tentu karyawan perusahaan yang bersangkutan. Saya izin hendak melakukan wawancara. 

Karyawati yang cantik itu rikuh. Sepertinya ia tidak siap untuk saya wartakan.

"Mas-nya dari mana ya? Oh, wartawan ya. Saya enggak bisa jawab lo, Mas, saya hanya jaga."

Saya kemudian yakinkan dia, tulisan ini tujuannya baik. Saya hanya hendak tanya respons dia karena stan perusahaannya ramai peminat. Dia pun mengangguk. Saya balik tanya?

"Kenapa, Mbak, takut ditanya macam-macam ya." Karyawati itu tersenyum. Manis.

Kejadian ini tidak sekali-dua. Sering bahkan. Kadang orang ada penghalang untuk mau diwawancarai wartawan. 

Saya kemudian survei kecil-kecilan. Mengapa orang ada kesan enggan berurusan sama wartawan.

Kesatu, takut ditanya macam-macam

Tugas jurnalis itu memang bertanya. Dia tanya karena hendak menulis satu peristiwa atau isu tertentu yang awalnya dia tidak tahu. Jurnalis butuh narasumber yang bisa memberitahukan informasi itu untuk kemudian disebarluaskan kepada publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun