Satu aktivitas yang lazim dilakukan warga muslim saat Lebaran adalah berziarah kubur. Usai salat id, beberapa keluarga besar kemudian ke makam nenek atau kakek mereka.
Tradisi ini di keluarga besar kami, terutama dari pihak ibu, sudah dijalankan sejak saya masih kecil. Dan itu masih terpelihara sampai dengan sekarang.
Biasanya kami bertemu semua kerabat di rumah uwak yang paling tua. Usai bersalam-salaman, kami pun beranjak ke makam keluarga di Penanganan, tak jauh dari Pasirgintung, tempat di mana sebagian keluarga besar kami berada.
Di makam, aktivitasnya tiada lain mendoakan agar para nenek dan kakek kami, beserta uwak atau bibi yang sudah mendahului, diterima amal salehnya oleh Allah Swt.
Di makam ini juga kami yang sudah berkeluarga mengenalkan silsilah atau sanad keluarga kepada anak-anak. Mereka dikenakan ini makam siapa saja. Sehingga mereka tahu urutan keluarga dari kakek atau nenek mereka.
Ziarah kubur ini setidaknya mengingatkan bahwa semua yang hidup kelak akan mati. Bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini.
Anak-anak juga bisa mengetahui dengan baik bahwa orang itu tak selamanya hidup. Di makam yang mereka datangi ini sudah banyak orang yang dikebumikan. Ini penanda bahwa hidup di dunia itu tidak selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H