Mohon tunggu...
Adi Andriana
Adi Andriana Mohon Tunggu... -

menulis untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alfanya kedaulatan pemerintahan di Ramallah

6 Januari 2015   18:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pemerintahan Palestina yang ada di Ramallah, yang saat ini dikuasai oleh faksi Fatah. telah kehilangan kedaulatanya. karena selama ini, berbagai bantuan luar negri; baik dari Amerika, Uni Eropa dan negara-negara Arab dikucurkan ke pemerintahan Palestina yang ada di Ramallah.

lihatlah misalnya dari tahun 1994-2000, atau setelah perjanjian Oslo. nominal bantuan yang diterima oleh pemerintahan Palestina di Ramallah adalah sebesar 3 miliar dan 495 juta dolar, atau sekitar 499 juta dolar pertahun.

sementara devisa negara, pada tahun 1995 hanya 226 juta dolar, 300 juta tahun 1996 dan 327 juta pada tahun 1997. Yang artinya nominal devisa lebih kecil dibanding nominal bantuan yang didapat.

dan dari tahun 2000-2013 nominal bantuan yang didapat adalah sebanyak 13 miliar dan 931 juta dolar. sementara menurut penelitian yang dilakukan oleh Nashr Abdul Karim. bahwa bantuan yang diberikan oleh Amerika dan Uni Eropa dari tahun 1994-2003 nominalnya adalah 4 miliar dan 283 juta dolar.

sementara total nominal bantuan dari negara-negara Arab hanya 1 miliar dan 203 juta dolar. disamping itu negara-negara lainya juga ikut berperan, misalnya Jepang menyerahkan bantuan 482 juta dolar. dan organisasi-organisasi internasional menyerahkan bantuan dengan nominal 435 juta dolar.

dan dari tahun 2007 hingga 2013 Uni Eropa menyerahkan bantuan sebenar 2 miliar dan 702 juta dolar, sementara Amerika menyerahkan bantuan sebesar 1 miliar dan 204 juta dolar.

dari data-data di atas kita bisa melihat bahwa Uni Eropa dan Amerika adalah negara-negara yang mendominasi dari segi nominal bantuan yang diserahkan kepada pemerintahan Palestina. maka tidak heran jika Mahmud Abbas lebih mendengar Amerika dan Uni Eropa, dibanding negara-negara Arab dan Islam.

dan sebagaimana pepatah; tidak ada makan siang gratis.

maka bantuan besar tersebut tidak murni bantuan, tapi ada udang dibalik batu yang ingin diwujudkan Uni Eropa dan Amerika. dan jika dilihat ternyata negara-negara tersebut adalah partner Israel. artinya udang dibalik batu yang ingin diwujudkan selalu terkait kepentingan Israel. atau dengan kata lain kepentingan Israel adalah juga merupakan kepentingan strategis Uni Eropa dan Amerika.

diantara kepentingan Israel di Timur-Tengah adalah terjaganya entitas Israel di tanah Palestina bahkan bukan hanya terjaga tapi mesti juga diakui baik oleh pemerintahan Palestina maupun oleh negara-negara Arab disekitarnya.

dan agenda tersebut berhasil diwujudkan-atas bantuan Uni Eropa dan Amerika- yaitu dengan ditandatanganinya perjanjian Oslo, perjanjian Camp David dengan Mesir dan perjanjian Wadi Arabah dengan Yordania.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun