Mohon tunggu...
Adi Andriana
Adi Andriana Mohon Tunggu... -

menulis untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Skenario Timur-tengah Baru

18 Desember 2014   18:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arab Spring kini hanya tinggal mimpi. keruntuhan rezim-rezim begitu cepat terjadi. begitu pula keterbalikanya, dimana sisa-sisa rezim itu kembali menguasai, dengan baju dan bentuk berbeda. dan hal itu bukanlah hal yang aneh. karena kawasan itu memiliki tabiat perubahan yang cepat dan drastis, terutama dari segi politik.

dan itulah yang menjadikan, strategi dan politik luar negri Amerika selalu tidak pernah ajeg terhadap kawasan itu.

kawasan itu juga memiliki tabiat yang dinamis dari segi peta konflik; di satu waktu, konflik dan perang di kawasan itu  bertajuk Islam dan Yahudi, lalu menjadi Arab dan Israel. tapi saat ini tajuknya bergeser menjadi perang saudara; antara Suni dan Syiah.

ada dua hal ternyata yang menyebabkan demokratisasi di kawasan itu mengalami kegagalan.

pertama; karena Arab Spring dan sistem baru yang dibangunya belum berhasil menyentuh dan mereformasi dua bangunan inti dari bangunan lama.

bangunan itu adalah dua departemen utama; militer dan Intelijen.

karena terbukti dua departemen itulah yang selama ini berhasil membalikan situasi kepada kondisi yang kontraproduktif. kasus pengkudetaan Muhamad Mursi di Mesir sebagai contohnya.

kedua; Pengaruh Amerika dan Israel masih kuat di kawasan itu, yang terus menekan proses demokratisasi di kawasan itu. Amerika dan Israel berpura-pura membiarkan demokratisasi itu berjalan mulus, tanpa ada tekanan, walau ada sedikit kekhawatiran. tapi dibalik itu kedua negara itu menelikung dan bekerja sama dengan negara-negara teluk dan Saudi, yang masih mempertahankan status quo.

apalagi ketika faktanya ternyata proses demokratisasi yang terjadi di Timur-Tengah malah membuka ruang bagi kalangan Islam untuk menduduki posisi-posisi strategis di pemerintahan yang ada di kawasan itu. disamping kondisi itu mempengaruhi dan menguatkan posisi Hamas di Palestina. yang membuat Israel semakin ketar-ketir.

dan pemerintahan dibawah kalangan Islam itu, dalam rentang waktu sebentar saja, sudah menampakan gelagat tidak mau didikte oleh Amerika dan Israel.

ditambah lagi, Cina mulai menggeliat sebagai kekuatan baru, yang dalam sejarah, Uni Soviet dulu melakukan koalisi dengan dunia-dunia Arab ketika menghadapi Amerika. maka Cina mesti ditekan. karena Cina memiliki kesamaan ideologi dengan Uni Soviet kala itu; sosialisme. yang merupakan antitesa kapitalisme.

maka kemudian di rancanglah skenario Timur-Tengah baru; tujuanya demi menjamin kepentingan Amerika dan Israel di kawasan itu tetap terpelihara.

skenario itu berkisar pada;

pertama; memproduksi ulang antek-antek mereka, tapi dengan baju dan bentuk serta topeng yang baru dan berbeda.

kedua; memecah belah kawasan itu menjadi konflik antar kelompok-kelompok yang berbeda.

ide tentang memecah belah itu, berasal dari seorang pemikir Yahudi, seorang zionis radikal, yaitu Bernard Lewis.

dan hal itu bukanlah hal yang asing dan sulit bagi Bernard, karena latar belakang pendidikanya terfokus pada hal itu. bahkan ia mengambil doktoral dalam bidang itu. tesisnya terkait kelompok ‘Hasyasyin’. kelompok batini yang berasal dari Syiah Ismaili.

kelompok itu terkenal sebagai pembunuh para pemimpin Suni. dan bertugas serta berprofesi sebagai para pembunuh bayaran. yang intinya kelompok hasyasyin adalah pemantik konflik dalam sejarahnya.

oleh karena itu kita lihat realitanya saat ini di kawasan Timur-Tengah. konflik dan perang yang terjadi di Syiria, di Irak, di Libanon dan di Yaman, adalah implementasi dari skenario yang digagas oleh Bernad Lewis dan diimplementasikan oleh Amerika dan Israel.

hal itu akan terjadi ketika ada semacam reduksi dari tajuk perang yang terjadi di kawasan Timur-Tengah. mereduksi tajuk perang yang awalnya bertajuk Islam vs Israel, menjadi Arab vs Israel, menjadi Syiah dan Suni. dengan menggunakan politik dan strategi belah bambu.

skenario yang disebut The  New Midle East. atau Timur-Tengah baru. dan yang terjadi di Timur berdampak negatif terhadap kemerdekaan Palestina. karena dalam sejarahnya, Palestina akan bisa dibebaskan ketika negara-negara sekitarnya bersatu. persis seperti yang terjadi zaman Solahudin Al-Ayubi.

kala itu Solahudin menyatukan dunia Islam; Syam dan Mesir, Irak dan Yaman dijadikan titik tolak dan tulang punggung. dan setelah itu Palestina dimerdekakan. dan sejarah akan berulang. dan demikian karena hari-hari itu dipergilirkan diantara umat manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun