Mohon tunggu...
Adi Andriana
Adi Andriana Mohon Tunggu... -

menulis untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa yang Paling Berhak Atas Palestina?

6 Januari 2015   16:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:43 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Palestina memiliki beberapa nama, yang paling dikenal adalah negri Kan'an, itu karena bangsa pertama yang menempati Palestina adalah bangsa Kan'an. Bangsa Kan'an adalah bangsa yang datang dari Jazirah Arab, sekitar 2500 tahun sebelum masehi. maka tanah Palestina adalah milik bangsa Arab.

bangsa Kan'an pada masa itu membangun sekitar 200 kota dan perkampungan, dan hingga sekarang sisa-sisa dari peninggalan mereka tetap lestari. mereka adalah nenek moyang bagi bangsa Palestina yang saat ini tinggal di Palestina.

garis keturunan bangsa Palestina saat ini, tersambung sampai ke bangsa Kan'an. adapun kata Palestina diambil dari nama bangsa yang datang dari sebelah barat Asia Kecil. mereka dikenal dengan bangsa Palast. kemudian mereka melebur dan menyatu dengan bangsa Kan'an.

tidak ada perbedaan sama sekali antara bangsa Palast dan bangsa Kan'an. mereka telah menjadi satu bangsa yang telah melebur. tidak ada ciri tertentu dan signifikan yang membedakan kedua bangsa itu. bangsa Palestina hidup di tanah Palestina hingga saat ini.

mereka tetap tinggal di sana, tidak pernah pergi dan tidak pernah diusir. bangsa Palestina tetap tinggal di tanah Palestina sepanjang sejarah. walau Palestina pernah diduduki dan dijajah oleh berbagai bangsa; Yahudi, Babilon, Asyiria, Yunani, Persia, Romawi dan Islam. tapi penduduk asli Palestina tetap tinggal dan menetap di tanah Palestina.

adapun kehadiran dan kejayaan bangsa Yahudi di Palestina pada zaman nabi Daud itu pada tahun 1004 sebelum masehi, atau bisa dikatakan bahwa mereka adalah pendatang yang datang ke tanah Palestina, bukan penduduk asli.

kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Nabi Sulaiman, sekitar tahun 963-923 SM. lalu setelah Nabi Sulaiman wafat bangsa Yahudi terpecah menjadi dua negara; yahudza dan Israel. hingga terjadi perpecahan dan pengusiran terhadap mereka. sampai akhirnya bangsa Yahudi tidak memiliki entitas lagi di Palestina.

jika dihitung berdasar tahun, sejak Yahudi masuk ke Palestina pada zaman nabi Joshua hingga akhirnya Yahudi hilang dari tanah Palestina, maka jumlah keberadaan mereka di Palestina sekitar 4 abad lamanya. akan tetapi anehnya Yahudi mengklaim bahwa merekalah yang paling berhak atas tanah Palestina, dan mengesampingkan bangsa Palestina (bangsa Kan'an) yang tinggal di Palestina puluhan abad lamanya. lebih lama dibanding Yahudi.

demikian juga ketika umat Islam mampu menaklukan Palestina dengan cara damai pada masa Umar bin Khattab. bangsa Palestina tetap ada di sana. bahkan hingga beberapa abad lamanya. hingga masa dinasti Ottoman. sampai akhirnya dinasti Ottoman jatuh.

baru setelah itu. bangsa Palestina, dalam sepanjang sejarahnya. baru pertama kalinya mereka diusir paksa dari tanah kelahiran mereka. oleh Yahudi atau bangsa Israel.

ada beberapa faktor yang menjadikan bangsa Palestina begitu terbuka kepada umat Islam ketika ditaklukan. pertama karena ada kesamaan bahasa, antara umat Islam dan bangsa Palestina memiliki bahasa yang sama; yaitu bahasa Arab.

kedua; memiliki latar budaya yang sama; budaya Arab dan berasal dari garis kebangsaan yang sama; bangsa Arab. kedua hal itu yang menyebabkan  bangsa Palestina, merasa bahwa umat islam adalah saudara tua mereka. dan tidak merasa bahwa umat Islam sebagai penjajah. dan merasa punya cita-cita yang sama; membangkitkan peradaban Arab.

dengan berjalanya waktu; bangsa Palestina mayoritasnya memeluk agama Islam. sehingga menjadikan bangsa Palestina dengan bangsa Arab sekitarnya memiliki kesamaan cita-cita; membangun peradaban arab dan Islam. oleh karena itu ketika Palestina dimasukan ke dalam satu wilayah, dimasa kejayaan Umat Islam. menjadi wilayah Syam. tidak ada penolakan sama sekali.

dan sepanjang Islam jaya; Palestina berada dalam satu wilayah; Syam. hingga datang penjajah, lalu membelah wilayah umat Islam menjadi wilayah-wilayah, untuk memudahkan menjajahnya. Syam dipecah ke beberapa wilayah dengan perjanjian siks-picot antara Inggris dan Perancis.

dikala umat Islam terpecah, saat itulah Yahudi memiliki peluang yang besar untuk mendirikan negri di Palestina. setelah berabad-abad lamanya mereka terputus dari Palestina.

kesimpulan dari latar sejarah ini menunjukan, bahwa Yahudi tidak punya hak untuk tinggal di Palestina. walaupun mereka ingin tinggal di Palestina, itu tidak masalah, tapi bukan dengan cara mengusir penduduk asli Palestina yang telah tinggal di sana berabad lamanya.

karena bukankah ketika Islam jaya; penduduk Palestina terbagi ke beberapa pemeluk agama, bahkan hingga saat ini; ada kristen, Yahudi dan Islam. dan ketiga agama itu hidup damai dan berdampingan di tanah Palestina. tidak ada pihak yang terusir dan diusir dan tanah Palestina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun