Mohon tunggu...
Ahmadi
Ahmadi Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 3 Karang Bintang

Lahir di Amuntai pada tanggal 15 Januari 1987, anak ke-10 dari 10 bersaudara menyukai seni sastra khususnya puisi padahal aktif mengajar sebagai guru matematika

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Air Mata Jalanan

22 Desember 2019   08:34 Diperbarui: 22 Desember 2019   08:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tahukah kalian..betapa nelangsa kisah ini..?
Saat awal napas berdetak dia sudah ada
di sini..

Berteman dan bercanda riang dengan tumpukan sampah dan lalat
Atau lemparan gurita dan erangan elang suara dan tangan laknat
Seakan perih dan lebam satu per satu tumbuh dan berdaun lebat
Menunggu kencang bayu lembut menggugurkannya dengan dahsyat..
Dia menunggu..wahai sobat..dalam butiran usaha dan doa yang tiada henti terpahat..

Jalan hidup sangat berliuk-liuk panjang dan terjal..
Meniti titian asa dan dosa yang silih berganti ia kawal dan penggal
Tak peduli gonggongan anjing atau desisan bersisik yang berisik
Tangan dan kaki terus berkubang dalam lumpur pekat demi perut yang malang
Atau mencari kejora yang seakan terbias gerhana di umbra dan penumbra malam

Ketika kekalutan datang tak di undang ia pun terkapar di sudut remang jalan
Bersimbah air mata yang terjun bebas tak bisa lagi ia tahan
Meratapi garis hidup yang menghamparkan altar duri yang tiada henti bermunculan
'Sungguh..aku tak kuat lagi.. Ya Tuhan..'
Hatinya terus berbicara mesra dan mengumpat lembut dengan keadaan
Botol-botol setan berserakan dan mulut berbusa tak kunjung hilang
'Selamat tinggal'..ia melambaikan tangan dalam keheningan

Banjarmasin/22-12-2019/09.30 Wita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun