Mohon tunggu...
Adi Ahdiat
Adi Ahdiat Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bencana Alam Ulah Tangan Manusia

14 Desember 2024   19:23 Diperbarui: 14 Desember 2024   19:23 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ini diambil dari: https://images.app.goo.gl/pCuJp567geeNWQe69

Bencana alam sering kali dianggap sebagai peristiwa yang terjadi akibat kekuatan alam yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Namun, dalam banyak kasus, bencana alam juga dipicu atau diperburuk oleh aktivitas manusia. Aktivitas-aktivitas tersebut, yang sering kali dilakukan tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan, dapat memperburuk kerentanannya terhadap bencana alam. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana ulah tangan manusia dapat memperburuk atau memicu bencana alam:

1. Penebangan Hutan secara Berlebihan

Penebangan hutan untuk kebutuhan industri, pertanian, dan pemukiman sering kali menyebabkan kerusakan ekosistem hutan. Hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam, termasuk mengatur siklus air dan mencegah erosi tanah. Tanpa vegetasi yang memadai, tanah menjadi lebih mudah tergerus oleh hujan, yang dapat memicu tanah longsor dan banjir. Di Indonesia, penebangan hutan yang tidak terkendali sering menjadi penyebab terjadinya bencana longsor di daerah pegunungan.

2. Perubahan Iklim Akibat Emisi Gas Rumah Kaca

Kegiatan manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, industri, dan deforestasi, telah menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Pemanasan global ini memicu perubahan iklim, yang dapat menyebabkan cuaca ekstrem, seperti hujan deras yang tidak terduga, badai, dan gelombang panas. Dampaknya, kita semakin sering melihat banjir besar, kekeringan, dan badai yang lebih kuat.

3. Pembangunan di Daerah Rawan Bencana

Pembangunan infrastruktur dan pemukiman di daerah rawan bencana alam, seperti di kawasan lereng gunung atau dekat sungai yang sering meluap, sering kali dilakukan tanpa memperhitungkan potensi risiko. Banyak kota besar di dunia yang terletak di daerah rawan gempa, banjir, atau tsunami, namun pembangunan tetap dilaksanakan dengan mengabaikan tata ruang yang aman. Hal ini meningkatkan potensi kerusakan dan jumlah korban ketika bencana terjadi.

4. Penambangan dan Eksploitasi Alam yang Tidak Terkontrol

Penambangan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan dapat merusak struktur tanah dan meningkatkan risiko bencana alam. Misalnya, penambangan liar yang mengubah aliran sungai atau mengikis tanah dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor. Eksploitasi yang tidak terkendali terhadap sumber daya alam juga dapat merusak habitat alami yang berfungsi sebagai penahan bencana alam.

5. Polusi Laut dan Kerusakan Terumbu Karang

Aktivitas manusia, seperti pembuangan sampah plastik, bahan kimia, dan limbah industri ke laut, telah menyebabkan kerusakan pada terumbu karang dan ekosistem laut lainnya. Padahal, terumbu karang berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari abrasi dan gelombang besar. Kerusakan terumbu karang meningkatkan kerentanannya terhadap tsunami dan gelombang pasang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun