Melakukan perjalanan untuk suatu urusan apapun selain tujuannya khusus untuk hunting foto didalam tas saya selalu terselip kamera saku, berbeda ketika perjalanan diniatkan khusus untuk hunting obyek foto secara berbarengan beserta teman se hobi atau sekedar hiburan beserta keluarga sambil rekreasi, dalam kondisi demikian biasanya membawa kamera DLSR yang cukup berat dan ribet akan tampak nyaman. Banyak hal yang paling saya sukai ketika berkumpul bersama teman ketika dapat sharing ilmu dengan mereka yang lebih pro.
Maka kalau sekedar menemani ketika melaksanakan kegiatan yang tidak khusus biasanya cukup ditemani kamera saku, bentuknya yang mungil, ringan, lensanya menyatu dengan body kamera sehingga tidak ribet, mempunyai ukuran resolusi yang cukup (biasanya 8 megafixel bahkan ada yang lebih) dan relatif sangat mudah menggunakannya, tinggal jepret, dalam mode apapun selain manual maka kamera dapat mengatur sendiri untuk dapat menghasilkan gambar yang cukup lumayan. Saya kira cukup baik untuk mengabadikan moment yang tiba-tiba saja terlihat sebagai obyek yang menarik dimanapun saja berada, hasil gambarnya cukup baik apalagi untuk se ukuran yang tidak tergolong profesional seperti saya. Namun demikian sebuah kamera tetap saja merupakan suatu benda yang amat menarik bukan saja bagi orang-orang dewasa bagi anak-anak pun senang memainkannya untuk sekedar jepret sana-sini. Selama masih dalam areal pengawasan dan penggunaaannya dalam batas-batas yang wajar, biasanya saya tidak keberatan.
Hingga suatu waktu usai pengambilan beberapa gambar dan hasilnya ingin dilihat di display komputer, kamera saku tersebut kembali menjadi mainan anakku setelah kartu memorinya saya cabut untuk kemudian di tancapkan di slot khusus pada komputer. Saya pikir aman-aman saja ketika Ia memainkannya tanpa kartu memori, Ia tampak sibuk mengambil gambar kesana-kemari, perhatian sayapun tersita mengamati hasil gambar di komputer. Tiba-tiba ia mengeluh karena tidak dapat melihat obyek di layar LCDnya ketika membidik sasaran, LCD nya ngeblank dan tampak terlihat kerlap-kerlip lampuperingatan berwarna kuning.
[caption id="attachment_324357" align="aligncenter" width="300" caption="Kondisi LCD baik-baik saja"][/caption]
[caption id="attachment_324361" align="aligncenter" width="300" caption=""]
[caption id="attachment_324364" align="aligncenter" width="300" caption="Setelah dihidupkan dg MMC didalamnya Kondisi kamera yang ngeblank"]
Mencoba menyisipkan kembali kartu memmori ternyata kamera masih bisa membaca dan dapat menampilkan hasil jepretan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa layar LCD masih dalam keadaan oke-oke saja, akan tetapi ketika membidik obyek dengan mode apapun LCD nya tampak ngeblank, terdapat tulisan lensa error dan harus di restart ulang, pergerakan lensa ketika zoomnya di utak atik suaranya terdengar kasar tidak sehalus seperti biasanya, terkadang lensa stuck (diam tidak bergerak) dan tidak bisa kembali ketempatnya semula walaupun kamera sudah di matikan. Mencoba berusaha dengan hati-hati untuk mengembalikan kondisi kamera seperti semula, akhirnya menyerah.
Dengan maksud ingin mengetahui se parah apa kerusakannya, saya mencari informasi di google. Ternyata dilihat dari keadaan kerusakan yang sama seperti yang di alami oleh kamera saya, dijumpai banyak kasus yang serupa dari berbagai merk dan jenis kamera tetapi kebanyakan justru pada kamera saku, hampir semua menyarankan agar di bawa ke agen servisnya. Sedangkan jika memperhatikan tip dan trik service kamera di Youtube, hampir semuanya seragam menginformasikan kerusakan terletak pada lensa kamera yang sudah tidak dapat ber fungsi lagi. Dipertontonkan pula jika berniat untuk membetukan sendiri cukup dengan membeli seperangkat lensanya saja di agen kamera terdekat dengan resiko tambah rusak di tanggung sendiri. Mengikuti rasa penasaran setelah dibawa ke tempat service kamera pun tidak jauh berbeda, Lensanya error.
Kesimpulan :
Berdasarkan pengalaman ini, saya harus berhati-hati ketika menggunakan kamera apapun tanpa kartu memori, menjaganya dengan baik agar tidak terantuk benda keras dan jangan lupa merawat dengan menyimpannya di dalam dry box atau cukup dengan menempatkan silica gel di dalam tas kamera sebagai elemen penyerap udara lembab, sekali-kali bersihkan kamera dengan peralatan khusus yang dapat di beli di toko-toko kamera.
Sinyal internet sedang lelet rupanya, hingga tidak dapat upload fotonya. Namun demikian, untuk menguatkan kecurigaan saya tentang errornya kamera lebih disebabkan penggunaan kamera tanpa MMC dengan tidak menapikan kemungkinan lain seperti  terantuk atau lebih ekstremnya terjatuh. Untuk lebih jelasnya silahkan simak vidio yang kasusnya hampir mirip dengan kondisi kamera saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H