Mohon tunggu...
Adi Sastra
Adi Sastra Mohon Tunggu... -

seorang yang romantis / @ADSastrawidjaja

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY The Real King Maker

10 Desember 2014   21:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:36 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418194899269199979

Kalian tahu permainan kartu? Pasti beberapa di antara kalian pernah bermain Truf. Orang yang memegang kartu Truf adalah orang yang aman dan memegang kuasa. Oleh karena itu, orang-orang selalu berusaha mendapatkan kartu Truf. Lalu bagaimana jika dikaitkan dengan dunia politik? Itu akan memasuki zona pembahasan yang menarik, dimana orang yang sudah memegang kartu Truf bisa menguasai dunia politik.

Saya terhenti sebentar ketika membaca tulisan di link berita ini http://bit.ly/1B4Rukr. Saya sudah lama tahu bahwa memang ada orang yang mengatur dibalik konflik dunia politik. Di berita tersebut disebut SBY-lah “The Real King Maker”. Walaupun itu hanya opini dan tidak ada bukti yang jelas, kita coba lihat dari sudut pandang membenarkan berita tersebut.

Pertama dari SBY atau PD yang tidak ikut koalisi mana pun dalam pemilu kemarin. SBY berusaha menempatkan PD menjadi partai yang “netral” dan fenomena ini sangat jarang terjadi di Indonesia. Dengan tidak mengikuti koalisi, SBY mempunyai kesempatan untuk bergerak kemana saja. Mencari dukungan dimana-mana dan tentunya dia bisa menjadi daya tarik bagi siapapun. SBY bisa suatu waktu mendukung koalisi KIH tapi bisa saja berubah mendukung KMP.

Kedua adalah ketika sidang penentuan UU pilkada. Dimana sidang penentuan pilkada secara langsung atau tidak disikapi Demokrat dengan mendukung pilkada langsung.Mereka mendukung pilkada langsung dengan beberapa syarat. Tetapi di ujung sidang, ketika semuanya semakin memanas. Demokrat memilih walk out. Hasilnya, muncul hashtag #ShameOnYouSBY di twitter karena kekecewaan terhadap Demokrat yang memilih walkout.

Ketiga, setelah walkout dan muncul gelombang #ShameOnYouSBY. SBY mengeluarkan Perpu Pilkada. Perpu dikeluarkan dengan maksud baik, menyalurkan kehendak rakyat yang menginginkan demokrasi ditegakkan. Pemilihan secara langsung. Perpu tersebut juga ditanda tangani oleh para pemimpin Fraksi KMP. Mereka semua menyetujuinya dan sampai saat ini, Perpu tersebut masih berlaku.

Keempat, dengan ditandatangani surat pernyataan mendukung Perpu tersebut. SBY sebenarnya sudah memegang kepala pemimpin-pemimpin KMP. Hal ini terbukti, ketika ARB menolak perpu pilkada. SBY langsung bergerak melalui kicauan dia di twitter. Hasilnya PAN hingga Gerindra teringat dan mendukung SBY. Sedangkan ARB langsung menjilat ludahnya sendiri dan kembali mendukung Perpu Pilkada.

Posisi SBY juga sangat krusial untuk KIH. Walaupun terlihat SBY masih sedikit takut untuk melawan pemerintahan. Posisi KIH di parlemen sangat tergantung dengan Demokrat dan SBY. Jelas, KIH kalah kursi sehingga membutuhkan bantuan Demokrat untuk memuluskan rencana-rencana mereka. Ini yang menyebabkan posisi SBY dan Demokrat-nya sangat krusial untuk KIH.

Dari alasan-alasan di atas mungkin bisa dijadikan pembuktian bahwa SBY adalah The Real King Maker untuk segala kondisi politik di negeri ini. Bayangkan saja jika SBY tidak segera menjadi “King Maker” dan memegang kartu Truf. Pasti kasus-kasus yang tidak terselesaikan di zaman dia akan diusut. Sebenarnya, sederhana sekali taktik SBY. Dia memegang rahasia krusial para pemimpin ketua partai dan keseluruhan partainya. Bahkan partai yang berkoalisi dengan KIH atau KMP. Taktik yang sangat rahasia dan tidak terpikirkan.

Alur taktik sederhana ini adalah jika ada oknum-oknum yang berusaha mengganggu SBY. Beliau akan membuka kartu Truf tersebut. Hasilnya? Kita bayangkan saja, bisa jadi sebuah partai tergoyahkan. Akhir tulisan ini saya ingin membagi pemikiran saya. Jika SBY sudah memegang semua kartu Truf. Apakah ada yang berani mengusik dia? Lalu bagaimana dengan kasus Century atau Hambalang?

Ya, kita hanya bisa berpikir positif. Semoga Indonesia lekas bangun dari tidur berkepanjangan.

Sekian.

ADS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun