[caption caption="Gambar diambil dari http://diskominfo.kaltimprov.go.id/foto_berita/7Paket%20Ekonomi-090915-YM-1%20(Antara).jpg"][/caption]Pemerintah akhirnya mengeluarkan paket kebijakan ekonomi tahap II. Tujuannya sama yaitu untuk memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Pertanyaannya apakah kebijakan itu memberikan efek positif bagi dunia ekonomi di Indonesia? Sebelum kita membahas ke sana ada baiknya mengetahui sekilas apa saja isi paket ekonomi tersebut.
Setidaknya ada 6 poin menurut Tempo pada kebijakan paket ekonomi tersebut. Apa saja poinnya?
- Kemudahan layanan investasi yang diringkas menjadi 3 jam
- Pengurusan tax allowance dan tax holiday yang cepat
- Tidak ada pungutan PPN terhadap alat transportasi
- Insentif fasilitas di kawasan pusat logistik berikat
- Insentif pengurangan pajak bunga deposito
- Perampingan izin sektor kehutanan
6 poin tersebut kalo dilihat secara pribadi memang untuk meningkatkan gairah di dunia bisnis di Indonesia. Bisa dilihat adri banyaknya pemotongan izin untuk membuka usaha. Jokowi pun berharap paket kebijakan ekonomi ini “nendang” untuk pengusaha. Sehingga keadaan PHK yang besar-besaran dan kesulitan ekonomi ini berkurang. Lantas apakah paket kebijakan ekonomi itu disambut positif?
Tanggapan pertama adalah oleh pihak Bursa Efek Indonesia. Paket kebijakan tahap kedua ini dinilai memberikan efek positif kepada kinerja emiten di pasar modal. Ditambah IHSG mulai bergerak naik. Akan tetapi ada yang harus diperbaiki oleh pemerintah yaitu harus didukung oleh penyerapan anggaran pada sektor infrastruktur dan pemangkasan izin investasi. (baca: BEI tanggapi positif paket kebijakan ekonomi tahap II dan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II Bikin IHSG Positif).
Tanggapan kedua datang dari politisi Nasdem. Johnny Palte menganggap kebijakan tahap kedua ini sudah konkret. Apa saja yang melandasi hal tersebut? Menurut Johnny, tax allowance adalah salah satu faktornya. Karena sangat membantu pengusaha untuk menghadapi tekanan nilai tukar Rupiah. "Memberi tax allowance saja sebenarnya akan mengurangi penerimaan Pemerintah. Tapi itu kan harus dilakukan demi menjaga dunia usaha dan hindarkan PHK," kata Johnny. (baca: Nasdem: Paket Kebijakan Ekonomi II Cukup Konkret).
Tanggapan terakhir datang dari politisi Golkar. Misbakhun menyatakan bahwa kebijakan tahap kedua ini sangat membantu di sektor riil. Hal ini dikarenakan ada intergrasi antara sektor fiskal maupun moneter di kebijakan tersebut. Misbakhun juga mencontohkan kebijakan menarik Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke bank dalam negeri juga sangat baik. "Ini jelas untuk mengurangi tekanan atas nilai tukar rupiah sehingga memacu pertumbuhan ekonomi," kata Misbakhun. Tetapi dalam memberikan pendapatnya, dia mengatakan bahwa penurunan nilai BBM juga harus dilakukan oleh pemerintah karena hal itu langsung berdampak terhadap dunia bisnis di Indonesia. (baca: Paket Kebijakan Jilid II Diharapkan Berdampak Positif Ke Sektor Riil).
Semoga tiga tanggapan positif di atas juga dirasakan oleh para pelaku pasar dan rakyat Indonesia. Apalagi terhadap tekanan Dollar terhadap Rupiah, semoga berkurang. Sehingga perekonomian Indonesia kembali naik dan membuat kita terjauh dari jurang krisis yang dielu-elukan sebagian orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H