Mohon tunggu...
Adi Sastra
Adi Sastra Mohon Tunggu... -

seorang yang romantis / @ADSastrawidjaja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi vs SBY di Bidang Infrastruktur

9 September 2015   13:56 Diperbarui: 9 September 2015   14:10 10943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambar diambil dari http://us.images.detik.com/albums/detikfinance/Infrastruktur-Jokowi_Infografis_Detikfinance.jpg"][/caption]

Pagi ini saya membaca twit dari Arfi Bambani (@arfibambani). Dia adalah seorang jurnalis dari Viva dan menjadi sekjen AJI. Twit-twitnya menarik kalau saya tidak salah tafsir, dia membahas tentang pembangunan infrastruktur bapak Jokowi yang baru 11 bulan dengan bapak SBY yang 10 tahun. Saya pun mencoba mencari-cari apa saja perbedaan proses pembangunan infrastruktur zaman SBY dan Jokowi.

Kalau saya telaah, sepertinya ketika zaman bapak SBY memerintah fokus dia lebih kepada perbaikan ekonomi. Itu pun belum bisa dibilang baik seperti mengakhirkan kisah Century yang terus menggantung. Lalu apa proyek infrastruktur ambisius bapak SBY? Dalam berita Proyek-proyek Infrastruktur Unggulan SBY dijelaskan beberapa proyek andalan SBY.

  1. Mass Rapid Transit (MRT)
  2. Tol Trans Jawa
  3. Monorel
  4. Tol Trans Sumatera
  5. Bandara Internasional

Tapi apa kenyataan dari mega proyek tersebut? Hingga saat ini belum terlihat banyak hal yang kita rasakan. Mungkin tol Cipali menjadi penghibur di hari lebaran kemarin. Hal ini sependapat dengan beberapa pendapat yang beredar di media. Seperti di berita Pembangunan infrastruktur zaman Soeharto lebih maju daripada SBY. Sekretaris IAPPI mengatakan bahwa penyerapan anggaran pada zaman Soeharto lebih baik yaitu sekitar 80% dibandingkan dengan zaman SBY. Ditambah ada 19 dari 35 proyek infrastruktur gagal diselesaikan di akhir pemerintahannya. (19 Proyek Infrastruktur Gagal di Pemerintahan SBY?)

Berita tersebut diperkuat oleh berita Kelemahan Pembangunan Infrastruktur di Era Presiden SBY. Sofyan Wanadi (Dewan Pertimbangan APINDO) mengatakan "Di zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mereka jalan masing-masing dalam birokrasi kita." Hal ini mengganggu sekali iklim investasi dalam bidang infrastruktur. Apalagi pada saat itu ditambah ada tekanan politis dalam pembangunan infrastruktur.

Bapak SBY pun sepertinya mengamini dua kritikan di atas. Beliau mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur pada zamannya belum sempurna. Seperti yang disampaikan beliau saat pembahasaan RUU APBN 2015 "Pembangunan infrastruktur nasional masih jauh dari sempurna, hal tersebut sering kami rasakan menjadi penghambatan berbagai peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial di Tanah Air." (baca: SBY: Pembangunan Infrastruktur Masih Jauh dari Sempurna) 

Bagaimana dengan Jokowi yang baru 11 bulan memerintah ini? Pada tahun 2015, pemerintah Jokowi telah menetapkan 10 prioritas pembangunan infrastruktur. Di antaranya adalah pembangunan kilang minyak Bontang, jalan tol Balikpapan-Samarinda dan moda kereta api Kalimantan Timur (selengkapnya bisa dibaca di Pemerintah Tetapkan 10 Proyek Infrastruktur Prioritas di 2015). Hal tersebut adalah hal yang positif walaupun Jokowi tidak melanjutkan beberapa proyek pada program SBY yang terangkum dalam MP3I. 

Mungkin itu yang membuat bapak SBY mengeluarkan statement standar ganda. Dimana pada saat kongres partai Demokrat yang mengatakan bahwa APBN jangan dihabiskan untuk infrastruktur (baca: SBY: APBN Jangan Dihabiskan untuk Infrastruktur). Padahal pak SBY di berita lainnya mengatakan bahwa infrasktrutur adalah hal penting karena memudahkan perekonomian Indonesia. Berita itu adalah Presiden Tekankan Pentingnya Infrastruktur dan Transportasi. Ditambah memang pembiayaan infrastruktur pada zaman Jokowi tidak hanya terletak pada APBN.

Fokus pemerintah sekarang dalam pembangunan infrastruktur dinilai lebih baik ketimbang pada zaman SBY. Dua hal ini datang dari APINDO dan KADIN. Menurut wakil ketua umum KADIN pembangunan infrastruktur sekarang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Problem sekaligus solusi utama dalam pertumbuhan dan fondasi ekonomi Indonesia adalah pembangunan infrastruktur secara cepat dan masif." (baca: Kadin: Jokowi Lebih Baik dalam Pembangunan Infrastruktur dan Apindo Nilai Pembangunan Infrastruktur Kini Lebih Baik Daripada Era SBY)          

Temuan-temuan saya di atas memang tidak dapat disimpulkan fokus pemerintahan Jokowi dalam bidang infrastruktur lebih baik dari zaman SBY. Apalagi sekarang masih baru 11 bulan. Tetapi niat baik Jokowi dalam bidang pembangunan infrastruktur saya katakan lebih baik. Apalagi untuk pembangunan di luar Jawa. Proyek infrastruktur Jokowi ini akan membuat kontribusi GDP dari luar Jawa naik menjadi 45%. Jadi bagaimana pendapat kalian semua?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun