Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dipenuhi oleh Roh Kudus

17 Mei 2024   09:35 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:45 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Kristen atau gereja memaknai dan merayakan hari Pentakosta sebagai hari turunnya Roh Kudus, sebagai penggenapan janji Yesus sebelum Dia terangkat ke surga. Ungkapan pentakosta berasal dari istilah Yunani pentekoste yang merupakan hari raya orang Yahudi yang dirayakan pada hari kelimapuluh setelah hari Paskah. Dalam PL, hari Pentakosta adalah hari raya pengucapan syukur panen gandum bagi orang Israel. Perayaan itu dilakukan tujuh minggu setelah hari Paskah, itulah sebabnya dalam Ulangan 6:10 dikenal dengan sebutan Hari Raya Tujuh Minggu (Ibr. shavuot).

Hari turunnya Roh Kudus menjadi momen penting bagi gereja di dunia ini. Oleh karena peristiwa ini menjadi titik balik bagi kehidupan murid-murid yang diliputi dengan ketakutan menjadi penuh keberanian untuk memberitakan Injil. Sehingga ada teolog yang menyebut bahwa hari turunnya Roh Kudus adalah hari lahirnya gereja, dan menyebut Roh Kudus sebagai "ibu bagi gereja", karena Roh Kuduslah yang melahirkan gereja.

Sekalipun pendapat di atas masih bisa diperdebatkan, namun pada aspek tertentu memiliki kebenaran. Oleh karena, justru setelah Roh Kudus turunlah kemudian gereja mengalami perkembangan, perubahan dan keberanian yang signifikan untuk bersaksi dan menjadi saksi bagi Kristus. Dan kuncinya ada pada ayat 4, ketika dikatakan bahwa "maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus".

  • Apakah artinya "dipenuhi" Roh Kudus?

Pencurahan Roh Kudus berbeda dengan pemenuhan Roh Kudus. Pencurahan adalah kedatangan Roh Kudus ke dalam dunia secara unik, sedangkan pemenuhan terjadi ketika kita memasrahkan kehidupan kita pada kendali Allah. Kita diperintahkan supaya dipenuhi Roh (Ef. 5:18). Dalam kaitannya dengan ini, adalah mungkin jika seorang percaya "dipenuhi Roh". Apapun kasusnya, Roh Kudus akan tinggal bersama orang percaya (dan tidak meninggalkan orang itu seperti pada masa Perjanjian Lama). Pemenuhan Roh terjadi sebagai hasil dari ketundukan kepada kehendak Allah, dan pemadaman Roh merupakan hasil ketika kita memberontak terhadap kehendak Allah.

Ungkapan "dipenuhi" dalam ayat 4 menggunakan istilah eplestesan yang sebenarnya berasal dari ungkapan pimplemi.  Adapun arti kata ini adalah dipenuhi secara mental atau berada di bawah pengaruh penuh. Artinya, kehidupan murid-murid pada waktu itu berada di bawah pengaruh dan kuasa Roh Kudus secara totalitas. Sehingga setiap tindakan dan perbuatan selanjutnya sepenuhnya ada di bawah dan di dalam kontrol Roh Kudus. Apabila kita mengalami kepenuhan Roh Kudus maka kita membiarkan Roh Kudus yang menguasai dan menuntun setiap aspek dalam kehidupan kita. Itulah yang dialami oleh murid-murid pada saat itu: Roh Kudus menguasai mereka, lalu membuat mereka berbicara dalam bahasa-bahasa yang lain.

Jadi, dipenuhi Roh Kudus berarti membiarkanNya bebas menempati setiap bagian dari hidup kita, menuntun, dan menguasai kita. Kuasa-Nya dapat disalurkan melalui kita sehingga apa yang kita lakukan merupakan buah untuk Allah. Kepenuhan Roh Kudus bukan hanya berlaku untuk perbuatan, namun juga untuk pikiran kita yang paling dalam dan motivasi dari perbuatan-perbuatan kita.

Roh Kudus juga memampukan kita untuk menaklukkan pikiran kepada Kristus (bdk. 2Kor.10:5). Artinya, pikiran kita dipakai untuk selalu mempermuliakan Tuhan dengan cara menempatkan pikiran Kristus dan pikiran kita.

  • Bagaimana supaya hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus?

Jawabnya, hidup kita harus dipersiapkan dengan selalu bertekun dalam doa dan persekutuan bersama (bdk. Kis. 1:12-14). Pada ayat 12 disebutkan bahwa setelah Yesus terangkat ke surga kemudian mereka kembali ke Yerusalem. Kata "kembali" dalam ayat ini menggunakan ungkapan hupostrepho yang tidak hanya dimaknai pulang ke Yerusalem melainkan juga mengandung arti bahwa para rasul kembali berbalik dari sikap terpaku terpana menatap ke langit (ay. 1, Yun. Atezino = melihat dengan durasi waktu yang lama dan tanpa melakukan sesuatu), kepada sebuah kesadaran, semangat, dan sikap yang baru. Sehingga dapat dikatakan bahwa ini menjadi titik balik atau perubahan yang sangat penting bagi mereka.

Ketika mereka kembali kemudian dikatakan mereka sehati bertekun dalam doa. Kata "bertekun" (Yun. proskatereo) dapat diartikan rajin, bersungguh-sungguh, menghabiskan banyak waktu. Itulah sebabnya, dalam setiap persekutuan mereka, di situ mereka menghabiskan banyak waktu untuk saling melayani, saling mendoakan, saling menasihati, saling menguatkan, sehingga kesehatian mereka semakin kuat.

Mereka menantikan turunnya Roh Kudus bukan dengan berdiam diri atau mengurung diri tetapi dengan bertekun dalam doa. Sehingga mereka memperoleh kekuatan baru dalam persekutuan. Ketika kita sebagai orang Kristen melakukan hal ini maka hidup kita pun akan mengalami kepenuhan Roh Kudus.

  • Apa yang kita lakukan setelah kepenuhan Roh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun