Ketika mengalami kepenuhan Roh Kudus, setiap murid mengalami perubahan yang radikal, seperti mendapat karunia dan keberanian untuk bersaksi. Namun apabila membaca dalam ayat 6-13, dikatakan bahwa mereka berbicara dalam bahasa-bahasa lain. Dapat dipastikan bahwa itu bukan bahasa roh, melainkan bahasa manusia seperti yang dijelaskan dalam ayat 9. Oleh karena para murid sedang dipenuhi dan dikendalikan oleh Roh Kudus, maka mereka dimampukan untuk berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain.
Berbicara dalam bahasa lain bertujuan untuk menceritakan "perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah" kepada orang-orang Yahudi yang hadir pada waktu itu. Mereka adalah orang Yahudi diaspora yang tersebar di negara-negara lain, namun saat itu kembali ke Yerusalem untuk merayakan perayaan orang Yahudi. Sehingga ketika mereka mendengar tentang perbuatan-perbuatan Allah yang dikerjakan dalam Kristus seperti yang disaksikan oleh murid-murid, maka mereka kemudian menjadi percaya kepada Yesus.
Dengan demikian, dari hari Pentakosta ini kita belajar tentang bagaiman karya Tuhan dinyatakan kepada seluruh bangsa seperti yang Tuhan pernah instruksikan kepada murid-murid supaya pergi dan menjadikan seluruh bangsa menjadi murid-Nya (Mat.28:19). Dari peristiwa Pestakosta, melahirkan jemaat-jemaat baru di berbagai negara. Oleh karena setelah mereka menjadi percaya, maka mereka kembali ke negara mereka masing-masing untuk memberitakan Injil dan mendirikan jemaat baru. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa ketika kita dipenuhi oleh Roh Kudus, maka kita dimampukan untuk berkarya bagi Kristus. AP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H