Menjelang pengurbanan Kristus merupakan masa-masa yang sulit dan krisis. Para murid dilanda krisis iman bahkan menjurus kepada pengkhianatan. Alkitab mengatakan, ketika Yesus ditangkap, para murid itu meninggalkan Yesus dan melarikan diri (Mat. 26:56b). Tidak hanya itu saja, ketika Yesus masih bergumul dan berdoa di taman Getsemani, para murid justru tertidur pulas dan tidak sanggup berjaga-jaga bersama Yesus. Hal yang paling menyakitkan bagi Yesus karena pengkhianatan itu sendiri datang dari kalangan murid-Nya. Di mana salah seorang murid-Nya justru menjual Yesus dengan tiga puluh keping perak dan menyerahkan Yesus dengan tanda sebuah "ciuman". Dialah Yudas Iskariot. Â Setiap pelayanan, kasih, kesetiaan Yesus ternyata dibalaskan dengan sikap yang tidak setia dari para murid.
Kisah yang diceritakan dalam Yohanes 12:1-8 adalah kisah yang terjadi di Betania di mana disampaikan dalam ayat 1 bahwa peristiwa itu terjadi enam hari sebelum paskah. Paskah dirayakan oleh orang Yahudi sebagai peringatan terhadap peristiwa ketika para malaikat maut melewati rumah-rumah Israel dan hendak membunuh semua anak sulung di Mesir.
Di Betania, Yesus dijamu makan di rumah Simon si kusta (Menurut Matius dan Markus). Lazarus juga turut hadir makan bersama-sama dengan Yesus, karena memang Betania merupakan tempat tinggalnya. Pada peristiwa jamuan makan inilah kita akan melihat dua jenis cinta menjelang pengurbanan Yesus. Oleh karena yang hadir pada saat itu adalah orang-orang yang mengklaim diri mengasihi Yesus.
- Cinta yang pura-pura atau cinta diri sendiri
Cinta yang pura-pura adalah cinta yang tidak tulus, seperti yang ditunjukkan oleh Yudas. Sekalipun dia salah satu murid Yesus namun ternyata itu tidak menjadi jaminan bahwa akan memiliki cinta yang tulus. Mengapa Yudas tidak tulus mencintai Yesus? Karena memang Yudas tidak sungguh-sungguh menjadi murid Yesus. Yudas justru lebih memikirkan kepentingan dan keuntungan dirinya sendiri. Dari kata-katanya dia mengatakan bahwa mengikuti dan mencintai Yesus, namun dalam tindakan justru muncul hal sebaliknya.
Bahkan "ciuman Yudas" bukanlah ciuman kasih yang tulus melainkan ciuman pengkhianatan. Itulah sebabnya Yesus pernah menegur Yudas, "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?"(Lk. 22:48)
Yudas tidak segan-segan menjual Yesus karena memang Yudas lebih mencintai uang dari pada Yesus. Itulah sebabnya, benar yang dikatakan Paulus ketika menasihati oleh Timotius, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang" (1Tim. 6:10). Ini menjadi peringatan kepada kita!! Bandingkan dengan kisah Orang muda yang kaya dalam Matius 19:16-26.
Dari Yudas kita juga belajar bahwa tidak ada jaminan bagi kita yang belajar di sekolah teologi seperti ini akan tetap setia dan mencintai Yesus selamanya. Karena apabila Anda tidak waspada dan berjaga-jaga maka Anda bisa jatuh dan berpaling dari Yesus.
- Cinta yang tulus dan rela berkorban untuk Yesus
Mengapa Maria begitu mencintai Yesus? Oleh karena Maria adalah perempuan yang tekun dan taat mendengar pengajaran Yesus. Sehingga pemahaman dari pengajaran itulah yang kemudian mendorongnya untuk mengekspresikan sebuah tindakan cinta kepada Yesus.
Cinta yang tulus dan mau berkorban ditunjukkan oleh Maria dalam perikop ini. Dia membeli setengah kati minyak narwastu. (Minyak narwastu dibuat dari getah pohon narwastu dan sangat disukai oleh orang Yahudi). Bahkan dari Yudas diperoleh informasi bahwa harga minyak itu tiga ratus dinar. Satu dinar adalah upah harian bagi pekerja. Jadi 300 dinar adalah upah seorang pekerja selama satu tahun. Artinya Maria tidak memikirkan harga minyak itu, karena dia didorong oleh rasa cinta yang tulus untuk memberikan apa yang berharga yang dimilikinya untuk Yesus. Maria melakukan hal yang berbeda dari kebanyakan orang pada saat itu. Ketika banyak orang semakin membenci Yesus dan para pemimpin agama berusaha untuk membunuh Yesus, Maris justru menunjukkan cintanya yang melimpah untuk Yesus.
Minyak itu digunakan untuk meminyaki kaki Yesus (bukan kepalanya) untuk menekankan sikap hormat dan kerendahan hati yang dalam Maria terhadap Yesus. Ketika cinta dan penghormatan yang tinggi kepada Yesus disatukan maka akan melahirkan sebuah penyembahan dan pelayanan yang menyenangkan hati Tuhan.