Natal adalah bukti cinta kasih Tuhan kepada umat manusia berdosa. Oleh karena natal menjadi titik awal bagi pengurbanan Kristus demi menyelamatkan manusia berdosa dari kebinasaan. Itulah sebabnya, tidak salah apabila kita mengatakan bahwa natal merupakan sebuah momen di mana Allah menunjukkan betapa besar kasih-Nya bagi umat manusia.
Sejatinya, manusia berdosa harusnya binasa, harusnya dihukum, harusnya dicampakkan ke dalam murka Allah yang menyala-nyala. Akan tetapi melalui pengurbanan Kristus (yang diawali dari natal) maka semuanya itu berubah atau dikonversi Allah. Manusia yang harusnya binasa sekarang diberikan hidup yang kekal, diberikan keselamatan, diberikan kemurahan yang melimpah untuk menerima dan menikmati persekutuan dengan Allah.
Problem utama manusia yang berdosa adalah manusia kehilangan damai dan cinta kasih. Manusia cenderung egois dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Manusia tidak lagi mengasihi sesamanya, manusia justru selalu mengalami konflik dengan sesama bahkan saudaranya sendiri. Terbukti dalam Kejadian 4, tidak lama setelah manusia jatuh dalam dosa, dua bersaudara yang merupakan anak Adam dan Hawa justru terlibat konflik yang berujung dengan pembunuhan. Artinya, setelah berdosa manusia mengalami persoalan serius dengan cinta kasih khususnya kepada sesamanya. Itulah sebabnya, dalam momen natal seperti ini, kita kembali diingatkan bahwa melalui cinta kasih Kristus yang telah rela merendahkan diri-Nya untuk datang menjadi penebus dan juruselamat akan menggerakkan persaudaraan. Oleh karena persaudaraan tidak akan terjalin apabila tidak ada cinta kasih.
Dalam 1 Petrus 1:22, sebenarnya Petrus hendak menekankan tentang kesungguhan dari pertobatan mereka, suatu kenyataan yang disadari oleh para pembacanya. Oleh karena sejatinya, mereka benar-benar telah diubah. menyucikan diri. Perubahan hati ini telah menghasilkan "kasih persaudaraan yang tidak munafik" (kasih persaudaraan = Yunani, philadelphia). Itulah sebabnya dalam ayat ini, Petrus mendorong mereka untuk mengikuti dan melaksanakan prinsip yang sama: hendaklah kamu sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Bahkan prinsip ini sebenarnya dipertegas dalam ayat 23-25, di mana Petrus menekankan bahwa, karena kamu telah dilahirkan kembali ... oleh Firman Allah. Artinya, bahwa sekalipun menurut pikiran manusia suatu perubahan yang hanya dihasilkan oleh Firman Allah saja tampaknya merupakan suatu pengertian yang sangat lemah. Namun Petrus mengutip penegasan Yesaya bahwa kesatuan yang rupanya rapuh dan tidak kelihatan ini - Firman Allah - akan lebih abadi dari segala gejala alamiah yang ada (Yes. 40:6-8). Dan inilah Firman yang memberi makna kepada iman mereka dan kepada diri mereka sendiri.
Lalu bagaimana kita memaknai bagian ini  berdasarkan tema cinta kasih Kristus menggerakkan persaudaraan?
- Melalui cinta kasih Kristus, kita disucikan untuk taat kepada kebenaran
Bagian pertama ini dapat dikatakan sebagai starting poin bagi kita untuk masuk ke dalam praktik kasih yang sejati. Di mana melalui pengurbanan yang dilakukan oleh Kristus (termasuk dalam momen natal) kita dapat diubahkan, dikonversi dan dimampukan untuk melakukan kebenaran. Kebenaran dalam konteks ini adalah kebenaran yang sejati, yang merujuk kepada Alkitab atau Firman Allah.
Firman Allah adalah sarana agung untuk memurnikan orang berdosa: Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran. Injil disebut kebenaran, sebagai lawan dari perlambang dan bayangan, kesalahan dan kepalsuan. Kebenaran ini dapat memurnikan jiwa dengan berhasil, jika dipatuhi (Yoh.17:17). Banyak orang mendengar kebenaran, tetapi tidak pernah dimurnikan olehnya, karena mereka tidak mau berserah diri padanya atau mematuhinya.
- Melalui cinta kasih Kristus, kita dapat mengamalkan kasih dan hidup saling mengasihi dengan sungguh-sungguh
Rasul Petrus lebih jauh mendesak orang-orang Kristen supaya melakukan kewajiban dengan sungguh-sungguh mengasihi satu sama lain dengan hati yang murni dengan menimbang hubungan rohani mereka. Mereka semua telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana.
Artinya, mereka yang sudah diperbarui harus sungguh-sungguh saling mengasihi dengan hati yang murni. Orang-orang yang bersaudara secara jasmani wajib saling mengasihi. Tetapi kewajiban itu berlipat ganda apabila ada hubungan rohani: mereka berada di bawah pemerintahan yang sama, ambil bagian dalam hak-hak istimewa yang sama, dan sekarang sudah memiliki kepentingan yang sama.
Dengan demikian, dapat kita lihat dengan jelas betapa signifikannya inkarnasi (kelahiran) Yesus. Oleh karena kedatangan atau kelahiran-Nya telah memberikan dampak yang positif dalam kehidupan umat manusia yang telah terkontaminasi oleh dosa. Oleh karena melalui dan oleh Yesus, manusia disucikan untuk dapat menaati dan melakukan kebenaran, dan untuk selanjutnya dapat senantiasa mengamalkan kasih dan hidup saling mengasihi dengan sungguh-sungguh. Sehingga melalui Yesus, kita dapat membangun dan menjalin hubungan yang baik dan erat dalam ikatan kasih Kristus satu sama lain.